Sepi, Pedagang Mengeluh ke Machfud
SURABAYA, Jawa Pos – Berhentinya sebagian aktivitas perdagangan membuat para pedagang pasar kelimpungan. Mereka masih menunggu bantuan sosial (bansos) dari pemerintah kota (pemkot). Di satu sisi, kebutuhan untuk makan sehari-hari sekeluarga harus dipenuhi.
Keluhan tersebut disampaikan sejumlah pedagang ketika berkunjung ke rumah Machfud Arifin kemarin. Salah satunya Mohammad Ramli, pedagang Pasar Kapasan. Dia mengaku benar-benar mengalami masa paceklik yang serius. Pasar Kapasan yang biasanya sesak oleh pembeli menjelang Lebaran kini sepi. ”Bagi pedagang Pasar Kapasan, hari rayanya para pedagang ya pas Ramadan seperti ini. Sekarang ini beda sekali,” ungkapnya kemarin (17/5).
Nasib serupa dialami Munif Attamimi. Pedagang di Jembatan Merah Plaza itu juga mengalami penurunan omzet yang cukup tajam. Jika dipersentase, nilainya mencapai 70 persen. ”Pendapatan turun, bantuan tidak kunjung datang. Kalau begini terus, kami para pedagang bisa kelaparan,” ucapnya. Selain Ramli dan Munif, ada sejumlah pedagang yang merupakan perwakilan pedagang Pasar Pabean dan Pasar Pucang.
Mantan Kapolda Jatim Machfud Arifin yang sekarang maju sebagai calon wali kota mengaku prihatin mendengar keluhan para pedagang pasar yang saat ini terdampak pandemi. Dia memastikan akan memberikan sedikit bantuan untuk meringankan beban para pedagang.
Selain masalah ekonomi yang sedang drop, Machfud juga mendapat keluhan tentang kondisi sebagian pasar yang kurang representatif. Menurut Machfud, memang diperlukan pembenahan di banyak titik. Khususnya soal sanitasi dan kebersihan pasar. ”Itu sangat penting karena sebagian penyakit bersumber dari tempat kotor,” katanya.
Jika memang diberi amanah untuk melanjutkan kinerja Wali Kota Tri Rismaharini, Machfud menyatakan ingin menjadikan pasar sebagai tempat yang nyaman bagi pedagang dan pembeli. Sebab, banyak potensi yang bisa dikembangkan dari pasar. ”Kita punya Pasar Turi yang masih bisa dihidupkan lagi,” jelasnya.