Aktivitas Pasar Bandeng Tetap Ada
GRESIK, Jawa Pos – Pembatasan tradisi malam selawe yang biasanya dilakukan dengan ramai-ramai berziarah ke makam Sunan Giri benar-benar diwujudkan kemarin (17/5). Sejumlah akses ke kawasan wisata religi di Desa Giri, Kebomas, itu diportal. Namun, hari ini (18/5) akses sudah dibuka lagi.
Akses ditutup mulai titik Kebomas, Sidomukti, Klangonan, hingga Sekarkurung. Bukan hanya kendaraan yang dialihkan oleh petugas gabungan untuk putar balik. Sejumlah warga serta pengendara motor yang melintas tanpa masker pun dipaksa pulang.
”Tolong perhatiannya, warga yang tidak bermasker silakan kembali saja,” kata Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Gresik Agus Budiono sambil menunjuk pengendara motor bandel yang tidak bermasker.
Asisten I Setda Gresik Tursilowanto Hariogi mengatakan, mulai sore hingga pagi ini (18/5) seluruh akses ke makam Sunan Giri dijaga petugas. Mulai anggota kepolisian, TNI, satpol PP, dinas perhubungan, hingga perangkat setempat. ”Kami sudah koordinasi dengan para
Kades,” ujar sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Gresik itu.
Tradisi malam selawe di makam Sunan Giri biasanya selalu dipadati pengunjung. Bukan hanya warga Gresik yang datang, tapi juga warga dari berbagai daerah. ”Tradisi berdoa untuk sementara ini bisa dilakukan di rumah. Kebijakan itu diambil untuk memutus mata rantai persebaran
Covid-19,” katanya.
Demikian juga tradisi kontes bandeng kawak yang biasa diselenggarakan H-3 Lebaran, ditiadakan. Namun, aktivitas jual beli di pasar tersebut tetap berjalan. ”Perlakuan tetap sama seperti pasar-pasar lain. Hanya, Pak Bupati sudah memerintahkan agar kontes bandeng kawak seperti tahun-tahun sebelumnya ditiadakan,” ungkap Agus.
Setiap menjelang Lebaran, memang banyak pedagang yang menjual ikan bandeng dengan ukuran besar-besar. Nah, pemkab kemudian menggelar kontes bandeng terbesar. Hadiahnya puluhan juta rupiah. ”Kalau tidak ada perlombaan, biasanya pengunjung normal. Jadi, tahun ini lomba bandeng tidak ada. Tapi, pasar bandengnya tetap seperti biasa,” ucapnya.
Menjelang Lebaran, lanjut Agus, pihaknya juga telah mengecek harga sejumlah bahan pokok di pasar. Ada delapan jenis bahan pokok yang mengalami penurunan harga. Namun, anjloknya harga itu belum parah. ”Cabai rawit hanya Rp 15 ribu. Mungkin nanti turun terus karena konsumsi masyarakat,” ujarnya.
Kalau tidak ada perlombaan, biasanya pengunjung normal. Jadi, tahun ini lomba bandeng tidak ada. Tapi, pasar bandengnya tetap seperti biasa.”
AGUS BUDIONO