Jawa Pos

Semua Karyawan Negatif, Swalayan Buka Lagi

-

SURABAYA, Jawa Pos – Petugas Pemkot Surabaya mendatangi Kitto Swalayan di Jalan Mulyosari pada Rabu (13/5). Tempat belanja itu sempat diminta tutup oleh warga. Semua karyawan pun dirapid test. Kini swalayan tersebut sudah beroperasi lagi. Semua pegawai dinyatakan negatif atau nonreaktif Covid-19.

Warga sekitar meminta swalayan itu tutup setelah salah seorang pegawainya dinyatakan positif Covid-19. Namun, manajemen menyatakan bahwa karyawan yang sakit itu sudah lama tidak masuk kerja. Pada 23 April, karyawan berinisial D tersebut jatuh sakit, lalu tidak masuk sama sekali. Perawatan pun dijalani D di salah satu rumah sakit di Surabaya Timur. Karena khawatir tertular Covid-19, dia menjalani

rapid test. Namun, hasilnya negatif atau nonreaktif.

Dia pun akhirnya menjalani perawatan di rumah sakit. Namun, D diminta menjalani karantina mandiri selama 14 hari. ”Sejak sakit, dia sudah tidak masuk kerja. Tidak ada kontak dengan karyawan yang lain,” ujar pemilik Kitto Swalayan Tjipto Wijono.

Saat itu manajemen memang melarang D masuk kerja. Sebab, protokol kesehatan sudah diterapkan di sana. Namun, pada 11 Mei, muncul informasi bahwa D dinyatakan positif Covid-19. Saat itu D sudah di rumah untuk menjalani isolasi mandiri.

Karyawan yang lain pun diminta melakukan rapid test. ”Kami mengikuti protokol. Langsung

Sejak sakit, dia sudah tidak masuk kerja. Tidak ada kontak dengan karyawan yang lain.’’

TJIPTO WIJONO Pemilik Kitto Swalayan

setelah petugas datang Rabu (13/5),” ucapnya. Manajemen melakukan rapid test kepada 50 karyawan lain. Proses itu dilaksanak­an pada Kamis (14/5). Hasilnya, tidak ada karyawan yang reaktif.

Sesuai imbauan Pemkot Surabaya, mereka diperkenan­kan tetap buka setelah semua karyawan dinyatakan sehat serta sudah menjalani rapid test.

Namun, akibat informasi yang salah, beberapa karyawan sempat merasakan dampak sosialnya. Misalnya, yang diungkapka­n Kepala Kittoo Swalayan Itna Heltik. ”Memang sejak ada isu itu, banyak perlakuan yang berubah dari warga,” ungkapnya.

Ada yang hampir diusir dari kos. Alasannya, terjangkit Covid19. ’’Kami tidak tahu mereka dapat informasin­ya seperti apa,’’ jelasnya. Perlakuan tersebut baru berhenti saat hasil rapid test keluar. Itna lega. ”Saya langsung kirim ke grup warga dan mengatakan saya negatif,’’ tuturnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia