Jawa Pos

Tahun Vivere Pericoloso

-

SUPERVIRUS Covid-19 makin menyempitk­an pilihan kita. Logistik untuk perang panjang sudah makin kecil kemungkina­nnya. Kemarin Menkeu Sri Mulyani membuka kartu perkiraan defisit APBN 2020 bakal membubung di angka Rp 1.028,5 triliun. Padahal, belanja negara naik Rp 106 triliun ke Rp 2.720 triliun. Di tengah kondisi bokek berat seperti ini, membatasi mobilitas rakyat akan makin mencekik ekonomi negara.

Karena itulah, meski maju mundur, arah pemerintah melonggark­an pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah tak terelakkan. Roda ekonomi harus diputar lagi meskipun dengan risikonya ”berskala besar” juga. Yakni terjadinya herd immunity atau ”pandemic Darwinism”. Hanya yang fit dalam imun tubuh yang lebih besar peluang untuk aman dari rundungan Covid-19.

Ini bukan kondisi ”terserah”, tapi mirip mengayuh di celah dua karang runcing. Langkah vivere pericolosa­mente (menyerempe­t bahaya) ini harus ditempuh. Sebab, kalau berhenti, kita akan tenggelam juga oleh depresi ekonomi. Pilihannya, yang penting jalan dulu dengan protokol yang (diupayakan) dijalankan dengan penuh disiplin. Sehingga kita bisa lewat celah rumpil itu.

Di sini pertarunga­n sains kedokteran dan epidemiolo­gi mesti mengalah pada hitungan ekonomi. Setelah tiga bulan berada dalam kondisi banyak pembatasan, keadaan ekonomi nyaris ambyar. PHK dan layoff makin menjadijad­i. Kebanyakan kalangan mengeluh. (Mungkin hanya aparat negara yang tidak, karena negara pasti mengutamak­an mengongkos­i diri sendiri dulu.)

Harapan terbesar untuk selamat dari tahun ”menyerempe­t bahaya” ini adalah disiplin diri dan keluarga. Yakni selalu mengikuti protokol kesehatan. Tak perlu iri kepada orang lain yang tidak disiplin, siapa pun atau apa pun dia. Juga jangan terpaku pada kebijakan negara yang ”salah tingkah” seperti zig-zag. Kalau terbawa pada politik pengambila­n keputusan yang sulit dipegang, kita akan frustrasi sendiri.

Yang terpenting, kembali produktif, agar ekonomi kita sendiri bergerak. Bersama-sama dengan gerak pelonggara­n PSBB. Mungkin akan lebih ribet secara prosedur, tapi dituruti saja, sepanjang prosedur itu untuk keselamata­n dan kesehatan kita. Kantor dan pabrik, serta industri kecil dan menengah, perlu segera merangkak lagi.

L’histoire se repete. Sejarah seperti berulang. Negara kita berada dalam vivere pericoloso.

Bukan mendayung di lautan krisis politik dan ekonomi yang berbahaya, seperti dipidatoka­n Bung Karno pada 1964. Tapi mendayung menghindar­i jasad renik Covid-19, yang belum bisa dijinakkan. Yang dampaknya bisa mencekik politik dan ekonomi pula.

 ?? ILUSTRASI BAGUS/JAWA POS ??
ILUSTRASI BAGUS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia