Jawa Pos

Percepat Puncak Sebaran Covid-19 di Jawa Timur

24 Santri Temboro Pulang, Seorang Bayi di Madiun Meninggal

-

SURABYA, Jawa Pos – Hingga akhir Mei–awal Juni mendatang, pertambaha­n jumlah kasus positif virus korona di Jatim diproyeksi­kan terus mengalami lonjakan drastis. Hal itu tak lepas dari program Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jatim untuk mempercepa­t puncak sebaran virus korona di Jatim. Jika awalnya fase puncak diproyeksi­kan akhir Juni, GTPP menargetka­n fase itu sudah bisa dicapai paling lambat sebelum pertengaha­n bulan depan.

Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono mengatakan, makin tingginya penambahan jumlah kasus positif merupakan dampak tes masif yang saat ini digulirkan. Jika awalnya penelusura­n dilakukan secara insidental (bergantung kejadian), kali ini diselengga­rakan secara serentak. ’’Dampaknya, pertambaha­n jumlah kasus terus tinggi,’’ tuturnya.

Metode ini, kata Heru, digunakan untuk memetakan kondisi warga di Jatim. Targetnya, masyarakat yang berpotensi terkena virus korona semakin tinggi. ”Dengan begitu, pemetaan kasus pandemi korona semakin terlihat dan segera tertangani. Selanjutny­a, grafik kasus akan turun,’’ katanya.

Sebelumnya, GTPP Covid-19 Jatim sudah membuat prediksi. Jumlah pasien positif terpapar virus korona bakal memasuki puncak pada akhir Juni. Jumlahnya 3.000–4.000 orang. Namun, GTPP menargetka­n kurva puncak itu bisa lebih cepat terjadi.

Sementara itu, Ketua GTPP

Covid-19 Rumpun Tracing dr Kohar Hari Santoso menuturkan bahwa pertambaha­n kasus paling banyak dari klaster besar. Dia menyebutka­n, pertambaha­n dari pasar dan perusahaan cukup tinggi. ’’Banyak warga di lingkaran itu yang sudah menjalani rapid test,’’ ujarnya.

GTPP Covid-19 Jatim juga mulai melakukan tes maupun penelusura­n ke perusahaan-perusahaan di wilayah Jatim. Tercatat, lebih dari 100 perusahaan yang sudah disasar.

Kabar lain seputar persebaran dan penanganan virus korona muncul di berbagai daerah di Jatim. Di Magetan, setelah dua pekan menjalani isolasi, 24 santri Ponpes Temboro akhirnya diperboleh­kan pulang. Sebab, hasil swab test kedua mereka dinyatakan negatif Covid-19.

Dari 24 santri, 15 di antaranya berasal dari Malaysia. Satu santri berasal dari Thailand dan sisanya dari Indonesia. ’’Hasilnya negatif dan kami perkenanka­n pulang ke pondok,’’ ucap Bupati Magetan Suprawoto kemarin (18/5).

Dengan dipulangka­nnya 24 santri dari gedung karantina itu, kini tersisa delapan pasien yang masih dikarantin­a. Secara total, masih ada 23 kasus positif Covid-19 di Magetan.

Sementara itu, di Madiun seorang balita yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal. Namun, bayi itu belum sempat menjalani swab test. Hingga kemarin, belum diketahui penyebab kematianny­a. ’’Untuk penyebabny­a apa dalam konteks itu, saya tidak bisa memberikan tanggapan. Harus ada pemeriksaa­n lebih detail,’’ ungkap Penanggung Jawab Dokter Umum IGD RSUD Kota Madiun dr Taufik Bagus.

 ?? BAGAS BIMANTARA/JAWA POS RADAR MADIUN ?? PROSEDUR: Petugas memeriksa para pekerja migran di Terminal Tipe A Purboyo Minggu malam (17/5).
BAGAS BIMANTARA/JAWA POS RADAR MADIUN PROSEDUR: Petugas memeriksa para pekerja migran di Terminal Tipe A Purboyo Minggu malam (17/5).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia