Jawa Pos

Arus Masuk Jatim Makin Deras

Pemudik Lokal hingga Pekerja Migran

-

SURABAYA, Jawa Pos – Arus kedatangan pemudik yang masuk ke berbagai wilayah Jatim sulit dibendung. Hingga kemarin, para pendatang masih mengalir.

Bukan hanya pendatang lokal, para pemudik asal luar negeri juga masih berdatanga­n. Terutama para pekerja migran Indonesia (PMI) asal Jatim, mereka masuk ke sejumlah kabupaten/kota di Jatim.

Di Sampang, tercatat ada tujuh PMI yang tiba. Mereka menjalani pemeriksaa­n di subposko Covid-19 Jembatan Timbang, Jrengik, Minggu malam (17/5). ” Setelah dicek kesehatan, mereka dipulangka­n ke rumah masingmasi­ng untuk menjalani isolasi mandiri,” kata Sekretaris Dinas Perhubunga­n (Dishub) Yulis Juwaidi.

Di Madiun, tujuh pekerja migran dari Brunei Darussalam juga tiba. Mereka berasal dari Madiun dan Magetan. ”Dua pekerja menjalani karantina. Mereka akan menjalani swab test,’’ lanjut Kapolres Madiun Kota AKBP Raden Bobby Aria Prakasa.

Di Terminal Jajag, Gambiran, Banyuwangi, 15 PMI juga baru saja tiba. Kapolsek Gambiran AKP Suryono

Bakti mengatakan, mereka diminta melakukan isolasi diri selama 14 hari di rumah singgah yang sudah disiapkan pemerintah desa setempat.

Selain pemudik dari luar negeri, pemudik ”lokal” juga terus masuk ke Jatim. Beberapa di antaranya diketahui menggunaka­n cara ilegal. Misalnya di Pelabuhan Ketapang kemarin.

Petugasmen­gamankandu­atravelile­gal yang membawa pemudik dari Bali. ”Sopirnya kita panggil, ternyata tidak bisa menunjukka­n surat-surat trayek. Sehingga langsung kita amankan,” ungkap Kanitlaka Polresta Banyuwangi Iptu Ardhi Bita Kumala.(bil/pen/onk/

 ?? RAMADA KUSUMA/ JAWA POS RADAR BANYUWANGI ?? ILEGAL: Penumpang travel pelat hitam dari Bali diminta turun oleh anggota satlantas di pintu keluar Pelabuhan Ketapang kemarin.
RAMADA KUSUMA/ JAWA POS RADAR BANYUWANGI ILEGAL: Penumpang travel pelat hitam dari Bali diminta turun oleh anggota satlantas di pintu keluar Pelabuhan Ketapang kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia