Dirut LIB Jangan Orang PSSI
RUPS Luar Biasa Keluar dari Agenda Utama
JAKARTA, Jawa Pos Seharusnya, RUPS luar biasa yang digelar kemarin (18/5) punya isu utama soal perencanaan keuangan hingga mengakibatkan subsidi klub Liga 1 mandek. Selain itu, terkait rencana bisnis LIB ke depan. Faktanya, apa yang terjadi di RUPS luar biasa justru tidak membahas dua agenda penting tersebut.
Yang terjadi malah adanya kesan memaksa Direktur Utama PT LIB Cucu Somantri untuk mundur. Cucu yang sudah merasa ditekan pun akhirnya memutuskan mundur di awal-awal RUPS luar biasa. Itu dilakukan setelah tiga komisaris, yakni Sonhadji, Hasani Abdulgani, dan Hakim Putratama, memutuskan mundur.
Ini yang kemudian jadi salah satu pertanyaan dari peserta RUPS luar biasa. Terutama 18 klub Liga 1. Salah satunya adalah Direktur Utama PT PBMB (Madura United) Zhia UI Haq. Dia mengingatkan substansi dari RUPS luar biasa bukan pengunduran diri Cucu ataupun tiga komisaris lainnya. ’’Substansinya itu menanyakan kelanjutan kompetisi plus kontribusi subsidi yang mandek. Lucunya, agenda-agenda penting itu malah tidak dibahas. Itu urgen lo di RUPS luar biasa,’’ paparnya.
Haq mengungkapkan, adanya kesan tidak sesuai agenda terlihat sejak awal pembukaan RUPS luar biasa. Sebab, setelah pemaparan hasil evaluasi keuangan LIB mulai Januari hingga Mei, plus pertanggungjawaban tiga direksi, yakni operasional, keuangan, dan bisnis, agenda selanjutnya justru pengunduran diri tiga komisaris. Lantas, disusul Cucu yang ikut mundur. ’’Sejak awal Pak Cucu melakukan pembukaan sudah mengatakan siap mundur. Saya ingatkan ya, substansi pengunduran diri Dirut itu tidak ada di agenda RUPS. Yang ada agenda pengunduran diri komisaris independen,’’ paparnya.
Karena itu, Haq pun heran dengan RUPS luar biasa kemarin. Klubklub juga tidak bisa mengeluarkan pendapat karena dilakukan secara virtual. ’’Setelah agenda keempat dibacakan, palu diketok langsung dimatikan. Saya juga bingung. Apa-apaan ini,’’ ungkapnya.
Namun, Haq mengaku sempat mengeluarkan pendapat walau sebentar. Dia meminta pengganti Cucu tidak boleh dari PSSI. ’’PSSI harus segera membuat seleksi untuk posisi Dirut. Ada tesnya. Seperti halnya memilih Sekjen PSSI. Kalau bisa dari profesional. Jangan dari PSSI,’’ tegasnya.
Menurut dia, jika dari PSSI, kompetisi di Indonesia tidak akan bisa jadi industri sampai kapan pun. ’’Ini kan perusahaan. Tidak ada campur tangan dari federasi harusnya,’’ ucapnya.
Haq tidak memberikan deadline kepada PSSI kapan akan melakukan seleksi untuk posisi Dirut LIB. Namun, Haq yakin PSSI akan secepatnya melakukan itu. ’’Kami prinsipnya tidak dalam hal mendesak. Apa yang menjadi kehendak bersama kami ikuti. Saya rasa PSSI dalam waktu dekat akan melakukan itu,’’ ucapnya.
Kekecewaan yang sama dikatakan Ketua Umum Persipura Jayapura Benhur Tomi Mano. Dia sudah menduga upaya penggantian Dirut akan terjadi. Dalam RUPS luar biasa kemarin, ada kesan memaksa Cucu untuk mundur. ’’Bahkan sejak rapat dimulai dan rupanya sudah terbaca juga oleh Dirut LIB. Beliau akhirnya menyampaikan bahwa akan mengundurkan diri. Tapi ingin tuntaskan rapat dulu dan melaporkan apa yang diminta klub melalui surat permohonan RUPS luar biasa,’’ terangnya.
Dia juga setuju dengan usul dari Madura United. Dirut LIB selanjutnya tidak boleh dari PSSI. ’’Jangan juga mereka yang berafiliasi dengan klub. Karena kami lihat sendiri bagaimana rumitnya konflik yang dihadapi,’’ paparnya.
Benhur menegaskan, Persipura punya beberapa kandidat yang bisa dimasukkan untuk calon pengganti Cucu. Ada nama Maruarar Sirait, Tommy Welly, hingga Tigor Shalom Boboy. ’’Profesionalitas mereka sudah teruji,’’ pungkasnya.