Jawa Pos

Nasib Subsidi Kian Tidak Jelas

-

TIDAK dibahasnya subsidi Liga 1 plus perencanaa­n keuangan di RUPS luar biasa membuat pemegang saham PT LIB kecewa. Sebab, subsidi yang mandek hanya di termin pertama semakin tidak jelas ujungnya. Apalagi, struktural LIB juga sedang kacau setelah Direktur Utama Cucu Somantri plus tiga komisaris mundur dari jabatannya.

Klub pun bingung ke mana menagih uang subsidi Rp 5,25 miliar. Hingga kini, LIB sendiri masih berutang. Sejauh ini baru sekitar Rp 500 juta yang cair pada termin pertama akhir Februari lalu.

Presiden Persiraja Banda Aceh Nazaruddin Dekgam menyatakan kecewa dengan hasil RUPS luar biasa. ’’Sudah konflik di kepengurus­an, subsidi makin tidak jelas. Kami sudah katakan jangan korbankan pemain karena kami butuh uang. Tapi, tidak ada penjelasan dalam RUPS luar biasa. Langsung dimatikan Zoom-nya,’’ paparnya.

Menurut dia, LIB sangat tidak bertanggun­g jawab. LIB yang seharusnya ’’melayani’’ pemegang saham, yakni klub Liga 1, justru melakukan sebaliknya. LIB seenaknya sendiri. Tidak memberitah­ukan subsidi kapan akan dibayar. ’’Seharusnya yang didahuluka­n itu klub. Bukan pihak lain,’’ katanya.

Pihak lain yang dimaksud Dekgam adalah penjelasan LIB soal pembayaran sejumlah uang kepada salah satu stasiun televisi. LIB menerangka­n sedikit dalam RUPS luar biasa kemarin jika punya utang kepada salah satu stasiun televisi. ’’Masak bayar utang sampai Rp 20 miliar. Mereka (LIB) bayar utang ke salah satu TV. Kami juga sudah sempat meminta diaudit keuangan LIB karena penjelasan di RUPS baru sekadar kata-kata,’’ ungkapnya.

Nah, pembayaran utang ke salah satu stasiun televisi itu membuat LIB berniat memotong subdisi. Hal tersebut sempat dijelaskan dalam RUPS luar biasa. Dekgam menerangka­n, seluruh klub langsung sepakat menolak langkah LIB tersebut. ’’Kami minta diaudit itu semua. Kalau diaudit, kami bisa tahu sebenarnya nilai kontrak dengan sponsor berapa, kemudian TV berapa, dan lainnya. Jadi biar jelas semuanya karena tidak bisa kami menerima begitu saja subisidi dipotong,’’ tegasnya.

Kekecewaan serupa dirasakan Bali United. CEO Bali United Yabes Tanuri mengatakan, persoalan subsidi sama sekali tidak jadi bahasan utama. Pihaknya berharap kepengurus­an LIB yang baru nanti bisa bertanggun­g jawab soal itu. ’’Kalau seperti ini, kita mau apa lagi. Paling tidak menunggu RUPS selanjutny­a untuk kepengurus­an baru. Mungkin habis Lebaran. Kita lihat lagi saja nanti,’’ katanya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia