Janjikan Sore Ini Air Kembali Normal
PDAM Kerahkan Truk Tangki untuk Warga Terdampak
SURABAYA, Jawa Pos – Perbaikan pipa air yang bocor di kawasan Gunung Anyar masih berlangsung hingga kemarin (18/5). Pompa air di Ketegan yang mengarah ke Surabaya Timur dimatikan selama perbaikan kebocoran pipa induk di Tambak Sumur itu. Imbasnya, aliran air ratusan ribu pelanggan PDAM menurun hingga mati total.
Penyambungan pipa utama berdiameter 1.000 sentimeter itu sejatinya dimulai kemarin. Pihak PDAM sudah mengetahui titik kerusakan yang harus ditangani. Ternyata, paku bumi proyek kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) mengarah pas di tengah-tengah pipa. ’’Untungnya tidak separah yang di Purimas Maret lalu,’’ ujar Dirut PDAM Surya Sembada Mujiaman kemarin.
Dia menerangkan, pihak UINSA sebenarnya sudah berkoordinasi dengan PDAM selama rencana pembangunan. Ada pipa induk milik PDAM di area pembangunan proyek UINSA itu
g
PDAM sudah berkali-kali rapat dengan pihak kampus dan kontraktor. Namun, masalah muncul saat eksekusi di lapangan. ’’Semua sudah dikoordinasikan, tapi pekerjanya yang melakukan kesalahan teknis,’’ ujarnya.
Mujiaman memprediksi seluruh perbaikan selesai hari ini. Air akan kembali digelontorkan pada sore. Namun, proses normalisasi pipa induk biasanya memakan waktu dua hari hingga kondisi kembali normal.
Di lokasi lain, Wakil Ketua DPRD Surabaya A.H. Thony bertemu dengan advokat M. Soleh. Thony menandatangani gugatan kelompok atau class action. Menurut dia, kejadian tersebut sangat merugikan warga pada masa pandemi. ’’Saat orang-orang diminta cuci tangan setiap saat, ini malah airnya
nggak keluar,’’ ucapnya. Bahkan,diaterpaksamendorong gerobak air semalaman untuk kebutuhanairdirumahnya.Thony menggugatpihakkontraktorkarena dianggap lalai meski sudah ada koordinasidenganPDAM.Sementara itu,Sholehmenghitungbiayakerugian yang harus ditanggung pihak kontraktor. Menurut dia, ada 200 keluarga yang terdampak air mati. Dalamhitungankasarnya,kerugian yang harus ditanggung selama air mati mencapai Rp 5 miliar.
Gugatan baru dikumpulkan hari ini. Jika menang, Sholeh menilai uang tersebut tidak mungkin dibagikan kepada seluruh pelanggan PDAM yang terdampak. Sebab, prosesnya akan rumit. ’’Jadi, saya usulkanagaruangnyadisumbangkan ke pemkot untuk penanganan Covid-19,’’ ungkapnya.
Mujiaman tidak mau mengomentari lebih dalam terkait gugatan tersebut. Menurut dia, hal itu menjadi hak setiap warga. Namun, PDAM tidak mau ikut campur dalam gugatan itu. ’’Kami fokus penanganan saja,’’ paparnya.
Sebelumnya, Wali Kota Tri Rismaharini sudah menghubungi Mujiaman. Risma meminta kontraktor bertanggung jawab atas kelalaian tersebut. Namun, dalam kenyataannya, PDAM tetap harus menanggung seluruh biaya normalisasi pipa tersebut.
Mujiaman mengatakan, untuk sementara waktu semua akan ditangani PDAM. Jika nanti ada proses klaim ke pihak kontraktor, PDAM mengikuti mekanisme dan arahan dari pemkot.
Kebocoran tersebut setidaknya mengakibatkan pelanggan di Kecamatan Gunung Anyar, Rungkut, Mulyorejo, Bulak, dan Kenjeran terdampak. ’’Kami sudah mendapatkan informasi kebocoran pada Minggu malam (17/5). Setiap gang disuruh menampung air dari tangki gratis yang dikirimkan PDAM,’’ tutur Fajar Kurniawan, warga Gunung Anyar Kidul Gang III. Dia menyebut setiap rumah didatangi satu per satu untuk mendapatkan air tersebut.
’’Hanya ada satu tangki air yang datang. Selain ke Gang III, tangki itu memberikan air gratis ke gang lain,’’ tambahnya. Hingga kini, kondisi air di rumah warga sudah aman. Sebelumnya, air mengalir pelan dan beberapa tempat nyaris mati karena terimbas kebocoran tersebut.
Sementara itu, Manajer Humas PDAM Surya Sembada Adi Nugroho mengatakan bahwa pihaknya terus mengirimkan air gratis melalui mobil tangki ke rumah-rumah warga. ’’Bisa menghubungi call centre di 08001926666 (bebas pulsa) serta di aplikasi WhatsApp (08123316666 dan 081133306666),’’ jelasnya.