Jawa Pos

Susun dan Siapkan Tata Cara Salat Idul Fitri di Rumah

-

SURABAYA, Jawa Pos − Direktur Rumah Sakit Islam Surabaya (RSIS) Jemursari Prof Rochmad Romdoni SpPD SpJP

(K) sudah memantapka­n dan meneguhkan niat dalam hati.

Dia ingin menjalanka­n salat Id di rumah bersama istri dan mertuanya.

Dia ingin tetap mematuhi protokol stay at home alias tetap berada di rumah saat Idul Fitri nanti. Oleh karena itu, dia sudah menyiapkan dan menyusun panduan. Terkait tata cara salat Id berjamaah dan sendiri di rumah

”Istilahnya tidak mau menularkan dan ditularkan. Jadi, saya salat Id di rumah demi mengurangi persebaran wabah,” ujarnya saat ditemui kemarin (18/5).

Panduan itu disusun dengan membaca sejumlah referensi buku keagamaan. Lantas, dikonsulta­sikan sekaligus disempurna­kan oleh Ustad Hanafi, salah satu anggota tim bimbingan kerohanian (binroh) RSIS Jemursari.

”Sebelumnya, ada beberapa teman yang tanya mengenai panduan salat Id di rumah. Saya kemudian berinisiat­if untuk membuat panduan tertulis yang konkret. Bisa dibaca dan dipahami. Supaya para ayah juga bisa mulai belajar jadi imam dan khatib di rumah,” imbuhnya.

Awalnya, panduan yang disusunnya tidak menggunaka­n khotbah. Namun, kemudian disempurna­kan oleh Ustad Hanafi. Sebisanya menambahka­n khotbah jika salat Id dilakukan berjamaah dengan sedikitnya empat orang. Waktu pelaksanaa­nnya sama dengan salat Id di tahun-tahun lalu sebelum pandemi. Yakni, saat terbitnya matahari atau paling afdal saat matahari telah naik kira-kira satu tombak.

Dia menuturkan, pelaksanaa­n syarat dan rukunnya sama dengan salat pada umumnya. Hanya, takbirnya lebih banyak. ”Setelah itu, takbir tujuh kali. Di sela-sela takbir bisa menambahka­n bacaan tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir dengan lirih atau di dalam hati,” terangnya.

Dia menambahka­n, pada rakaat pertama, takbirnya tujuh kali.

Lalu, disunahkan membaca surah Al A’la. Sementara itu, rakaat kedua hampir sama dengan rakaat pertama. Hanya, setelah bangun dari sujud, takbirnya berjumlah lima kali. Surah yang disunahkan untuk dibaca setelah Al Fatihah adalah surah Al Ghosyiah. ”Kalau tidak hafal, boleh surat apa pun sebisanya,” jelas dia.

Romdoni mengatakan, salat Id bisa dikerjakan sendiri maupun berjamaah di rumah. Bedanya, kalau sendiri atau kurang dari empat orang, tidak perlu khotbah. Namun jika dilakukan minimal empat orang (satu imam dan tiga makmum), disunahkan atau dianjurkan berkhotbah. Dengan tata cara dan rukun yang sama seperti dua kali khotbah salat Jumat.

”Imam berdiri, membaca takbir sembilan kali, lalu membaca hamdalah, salawat, dan berwasiat takwa (ushikum wa nafsi bitaqwalla­h... ittaqullah... faqad faazal muttaqun...) atau boleh berbahasa Indonesia,” paparnya.

Khotbah itu dilanjutka­n dengan membaca satu atau beberapa ayat Alquran. Lalu berdoa, termasuk mendoakan kaum muslimin dan muslimat.

Kemudian pada khotbah kedua, membaca takbir tujuh kali. Dilanjutka­n seperti khotbah pertama. Juga dianjurkan untuk duduk di antara khotbah pertama dan khotbah kedua. ”Salat Idul Fitri di rumah dengan silaturahm­i lewat video call itu merupakan wujud ikhtiar. Supaya kita dan keluarga tetap sehat. Sabar, enggak usah ketemu dulu sama anggota keluarga yang beda rumah. Demi kebaikan semua,” tegasnya.

 ?? NURUL KOMARIYAH/JAWA POS ?? TETAP
DI RUMAH: Prof Dr dr Rochmad Romdoni SpPD SpJP (K) menyusun panduan salat Idul Fitri berjamaah di rumah berdasar referensi bukubuku keagamaan dan konsultasi dengan ustad yang kompeten.
NURUL KOMARIYAH/JAWA POS TETAP DI RUMAH: Prof Dr dr Rochmad Romdoni SpPD SpJP (K) menyusun panduan salat Idul Fitri berjamaah di rumah berdasar referensi bukubuku keagamaan dan konsultasi dengan ustad yang kompeten.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia