Perawat Terinfeksi Korona Meninggal dalam Kondisi Hamil
SURABAYA, Jawa Pos − Kabar meninggalnya seorang perawat akibat Covid-19 dibenarkan pihak RSAL dr Ramelan Surabaya. Perawat atas nama Ari Puspita Sari itu merupakan pasien rujukan dari RS Royal Surabaya.
Kabaghumas RSAL dr Ramelan drg Adiah mengatakan, Ari dirujuk dengan menggunakan ambulans dan dikawal petugas kesehatan yang mengenakan APD lengkap sejak Jumat (15/3). Kemarin (18/5) Ari dinyatakan meninggal dunia pukul 10.50.
”Waktu itu diantar ke sini dengan ambulans RS Royal. Statusnya memang bekerja sebagai perawat di RS Royal,” ujarnya. Adiah menjelaskan bahwa saat pertama dirujuk, Ari dibawa ke ruang intensive care unit (ICU) khusus Covid-19 di RSAL
Dia langsung dipakaikan ventilator untuk membantu kesulitan pernapasan yang dialaminya.
”Memang sudah cukup parah karena sampai menyerang pernapasan. Apalagi yang bersangkutan sedang hamil 5,5 bulan. Ibaratnya
kan kebutuhan oksigennya dobel sehinggarentandrop,”terangAdiah. Dia menambahkan, kondisi hamil memangterbilangrentandanlebih lemah.”Kalaudianalisissecaraumum, kondisiibuhamilituberbedadengan perempuan lain,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan, tim tenaga medis sudah berupaya maksimal. Sayang, nyawa Ari tidak tertolong. Perempuankelahiran1993itudibawa keluar dari RSAL pukul 13.30. Jenazahnya dimakamkan sesuai protokolCovid-19dimakamKeputih. Adiahsekaligusmengonfirmasikabar hoaks yang beredar. Bahwa suami Ari ikut dilarikan ke RSAL dan meninggal akibat tertular korona.
”Itu hoaks. Suaminya masih ikut mendampingi pemulasaraan jenazah. Itu hanya kabar yang membesarkan masalah di tengah kesusahan,” tegasnya.
Adiah belum bisa mengonfirmasi apakah ada penyakit penyerta yang memperparah kondisi Ari selama menjalani perawatan isolasi. Sebab, Ari memang tidak sejak awal dirawat di RSAL.
”Riwayat kesehatan secara detail belum bisa kami pastikan. Juga riwayat almarhumah sebelum dirujuk ke sini bagaimana, kami kurang tahu. Yang jelas, dia dirawat di RS Royal sejak 8 Mei, dirujuk ke RSAL tanggal 15, dan meninggal kemarin,” jelasnya.
PemkotSurabayamenyampaikan belasungkawaataswafatnyaperawat Ari Puspita Sari kemarin. Kejadian tersebutharusmenjadicambukkeras bagi masyarakat untuk tidak menyepelekanCovid-19.Tetaptinggal dirumah,menjagajarakaman,hingga mengenakan masker bila sangat terpaksa keluar dari rumah.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita sudah menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga perawat tersebut. Ada rencana dari pemkot untuk melakukan tes swab kepada keluarga inti perawat itu untuk memastikan kondisi mereka.
Namun, tentu menunggu kondisi keluarga tersebut benar-benar siap. Lantaran masih berduka, pemkot tidak akan memaksa untuk segera tes swab. ”Suami sehat. Akan ada tes swab besok bila berkenan,” terang Feni, sapaan akrab Febria Rachmanita.
Dengan wafatnya perawat Ari, total ada tiga tenaga medis di Surabaya yang meninggal dunia karena Covid-19. Sebelumnya, ada perawat senior di RS Siloam Surabaya Hastuti Yulistiorini pada pertengahan April lalu. Ada pula dr Berkatnu Indrawan Janguk yang bertugas di RSUD dr M. Soewandhie pada 27 April.(hay/jun/c6/git)