Jawa Pos

Bawa 100 Alat, Hanya 27 Yang Terpakai

Rapid Test Pasar Pabean Tahap Kedua

-

SURABAYA, – Tes cepat kembali dilangsung­kan di Pasar Pabean. Kuota alat yang dibawa lebih banyak daripada rapid test pertama tiga hari sebelumnya, yakni 100 buah. Jika pada tes sebelumnya banyak orang yang ditolak karena keterbatas­an alat, kali ini banyak yang menolak untuk diperiksa sehingga hanya 27 alat yang terpakai.

Pada tes tahap pertama Jumat (15/5), ada 30 pedagang dan pengunjung di pasar emponempon Jalan Songoyudan yang diperiksa. Seluruh hasilnya negatif. Kemarin (18/5) giliran pedagang dan pengunjung di pasar ikan di Jalan Panggung.

Muhammad Ismail, salah seorang pedagang pasar ikan, tampak ragu-ragu kemarin. Meskipun petugas Pasar Pabean telah melakukan woro-woro melalui pengeras suara, pria 55 tahun itu memilih tidak ikut tes. Namun, setelah dibujuk, Ismail memberanik­an diri ikut tes tersebut. ”Waswas lah. Takut saja. Tapi ya sudah lah, pasrah. Toh, kondisi saya fit,” ucapnya.

Ismail mengaku baru kali pertama menjalani tes itu sejak Covid-19 membuat Surabaya menjadi zona merah. Dengan terselengg­aranya tes tersebut, dia berharap hasil pemeriksaa­n pedagang Pasar Ikan Pabean nonreaktif semuanya. ”Mugo-mugo nggak popo. Aman semuanya,” lanjut dia.

Kepala Pasar Pabean Mustajab Ali Munir mengatakan, pemeriksaa­n itu dilakukan sejak pasar ikan dibuka pukul 13.00. Tes dilakukan di tengah-tengah pasar sehingga memudahkan para pedagang. Cukup menyodorka­n KTP dan membawa nomor yang diberikan petugas pasar, para pedagang bisa langsung menjalani rapid test. ”Petugas puskesmas juga ada yang mendatangi langsung ke lapak. Dan ada juga yang kami ajak,” ungkapnya.

Meskipun demikian, upaya mengajak pedagang untuk tes cepat tidaklah mudah. Perlu rayuanrayu­an khusus untuk mengajak para pedagang agar mau diperiksa.

Kata Mustajab, 100 kuota itu tidak hanya diperuntuk­kan bagi pedagang, tapi juga para pengunjung pasar. Bahkan, juru parkir dan pedagang kaki lima di Jalan Panggung pun diajak. Namun, ternyata banyak yang menolak. ”Nggak tahu ini kok tiba-tiba pada takut semua,” ujarnya lantas tertawa.

Terpisah, Lurah Nyamplunga­n Sudiono Irianto mengungkap­kan, meskipun kuota yang disediakan 100, pedagang yang mau rapid test hanya 27 orang. Ketika disinggung tentang hasil pemeriksaa­n itu, dia menyatakan, ”Belum. Saya belum dapat hasilnya.”

Sempat beredar kabar bahwa hasil tes menunjukka­n, ada 25 orang yang dinyatakan reaktif. Namun, hal itu dibantah Sudiono. ”Lha, kalau 25 reaktif, saya juga termasuk dong. Wong saya tes nomor satu. Nggak lah,” tegasnya. Meski begitu, dia tidak mau menjelaska­n secara detail hasil pemeriksaa­n kemarin.

Soal alat yang tidak terpakai, petugas dari Puskesmas Perak Timur langsung membawanya lagi. Mungkin akan dipakai lagi pada tes hari ini. ”Tapi tidak tahu lagi. Itu kan kewenangan dinkes,” ujar Sudiono.

 ?? AZAMI RAMADHAN/JAWA POS ?? KUOTA LEBIH BANYAK: Rapid test kedua dilaksanak­an di Pasar Pabean kemarin. Sayangnya, banyak yang enggan ikut tes karena takut reaktif.
AZAMI RAMADHAN/JAWA POS KUOTA LEBIH BANYAK: Rapid test kedua dilaksanak­an di Pasar Pabean kemarin. Sayangnya, banyak yang enggan ikut tes karena takut reaktif.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia