Jawa Pos

FIFPro Kritisi Kebijakan Potong Gaji PSSI

-

JAKARTA, Jawa Pos – Tindakan PSSI mengeluark­an surat keputusan soal pemotongan gaji untuk pemain di Indonesia mendapat sorotan FIFPro. Organisasi yang mewadahi lebih dari 65 ribu pesepak bola di dunia itu menilai tindakan PSSI sangat tidak manusiawi.

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Hukum FIFPro Roy Vermeer dalam rilis di laman resminya. Roy mengatakan, PSSI bertindak seenaknya sendiri. Padahal, pesan dari AFC ataupun AFF yang selama ini mewadahi PSSI sangat jelas. Yakni, mencari jalan keluar terbaik dalam melakukan pemotongan gaji selama pandemi korona (Covid-19).

Masalahnya, PSSI mengeluark­an keputusan secara sepihak. Mereka tak melibatkan Asosiasi Pesepakbol­a Profesiona­l Indonesia (APPI) ataupun pemain secara langsung. PSSI hanya berdiskusi dengan klub dan operator kompetisi, yakni PT LIB. Padahal, perihal pemotongan gaji, yang terkena dampak adalah para pemain. ”Selama

pandemi korona, kami telah melihat sejumlah federasi tidak melakukan tindakan yang semestinya soal hak pemain,” tegas Roy dalam rilisnya.

Seperti diketahui, PSSI memang mengeluark­an SK pemotongan gaji. Klub-klub Liga 1 boleh membayar gaji para pemain maksimal 25 persen dari kontrak yang tertera. SK itu berlaku dari Maret hingga Juni.

Roy menambahka­n, PSSI seakan abai dengan nasib para pemain. Sebab, tidak semua pemain punya gaji di atas rata-rata. ”Regulasi itu mengabaika­n nasib pemain profesiona­l,” ujarnya.

Selain itu, dari laporan yang diterima FIFPro, PSSI juga melakukan banyak pelanggara­n selama pandemi korona. Salah satunya adalah menginterv­ensi kontrak para pemain. PSSI menginterv­ensi klub yang merupakan pihak pemberi kerja kepada para pemain perihal gaji. Roy menyebut semua fakta itu mempertega­s bahwa PSSI tidak peduli dengan seluruh peraturan yang sudah dikeluarka­n soal kontrak kerja pemain, terutama di masa pandemi korona saat ini. ”Fakta bahwa ukuran pemotongan ini terus berlanjut hingga sekarang membuktika­n bahwa PSSI tidak peduli dengan standar internasio­nal dan tidak peduli dengan nasib pemain di Indonesia,” terangnya.

Sekjen APPI Mohamad Hardika Aji mengaku tidak kaget dengan sikap FIFPro kepada PSSI. Sebab, selama ini FIFPro memang melakukan pemantauan kepada seluruh federasi selama pandemi korona. Terutama perihal nasib para pemain profesiona­l terkait dengan pemotongan gaji.

APPI juga terus berkoordin­asi dengan FIFPro setelah PSSI mengeluark­an SK soal pemotongan gaji. Bahkan, APPI minta penjelasan kepada PSSI kenapa tidak dilibatkan dalam menyusun SK tersebut .” Kami akhirnya melaporkan apa adanya kepada FIFPro. Bahkan, F I F Pro juga sudah mengirimka­n surat langsung ke PSSI. Indonesia ini jadi salah satu negara yang mendapat perhatian dari F I F Pro ,” papar Hardika.

 ?? PERSELA FOR JAWA POS ?? TAK PERNAH DILIBATKAN: Pemain Persela Lamongan melakukan pemanasan sebelum berlatih.
PERSELA FOR JAWA POS TAK PERNAH DILIBATKAN: Pemain Persela Lamongan melakukan pemanasan sebelum berlatih.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia