Siap Jadi Petani kalau Sudah Pensiun sebagai Pemain
ARSYAD Yusgiantoro adalah tipe pesepak bola yang memikirkanmasadepansejakusiamuda.Diumurnya yangmenginjak23tahun,pemainPSSSlemanitusudah berinvestasi untuk menghadapi masa pensiun. Dia telah membeli lahan sawah seluas 930 meter persegi diDesaNotorejo,KecamatanGondang,Tulungagung.
Karena itu, selain usaha jualan susu yang dirintisnya, Arsyadsudahpunyabekaluntukmenjalanimasa-masa sulit jika kompetisi sepak bola tanah air akan terhenti dalamwaktuyanglamaakibatpandemiCovid-19.’Saat inisayabelajartentangcaramengolahsawah,’ katanya.
Beruntung, dia memiliki orang tua yang berlatar belakang petani. Dia jadi mengerti harus berinvestasi ke mana dari penghasilannya sebagai pesepak bola. ’’Selama ini yang mengurus ayah sama mertua. Sekarang saya coba-coba ikut mengurus,’’ ujarnya.
Di sela-sela jualan susu, Arsyad kerap kali mengunjungi sawah miliknya. Entah hanya melihat-lihat, bercengkerama dengan si petani yang mengolah sawahnya, ataupun belajar semua hal agar bisa panen melimpah.
Saat ini memasuki masa panen. Karena itu, gaji yang hanya 25 persen dari nilai kontrak yang diterimanya dari PSS Sleman bisa dia tutupi dari pendapatannya mengolah sawah. Ditambah lagi, pendapatan dari jualan susu aneka rasa bersama sang istri. ’’Alhamdulillah. Istilah Jawa-nya kenek digawe njagani,’’ ucapnya.
Saat ini hasil panennya memang masih harus dibagi dengan pihak yang menggarap sawahnya. ’’Tidak apa-apa. Lumayan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari pada masa korona ini,’’ tuturnya.
Arsyad siap jika harus turun ke sawah menjadi petani pada masa tua nanti. Dia ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa pensiunnya pesepak bola tidak melulu harus kembali ke lapangan hijau sebagai pelatih dan lainnya. ’’Itung-itung sebagai pengingat bahwa sawah merupakan harta desa saya. Jangan dijual seenaknya,’’ jelasnya.