Jawa Pos

Bikin Grup WA Keluarga hingga Persiapkan Telekonfer­ensi

-

SURABAYA, Jawa Pos − Idul Fitri tinggal menghitung hari. Pandemi Covid-19 akan membuat nuansa Lebaran tahun ini berbeda dengan yang kemarin. Tidak ada salaman. Mungkin tidak ada acara unjungunju­ng pula, sebagaiman­a yang dilakukan warga Surabaya tahuntahun sebelumnya. Kalaupun ada yang nekat, masker dan hand sanitizer harus selalu dibawa. Yang penting, esensi saling memaafkan tetap ditunaikan.

Bagi warga perantauan, rasa rindu pada kampung halaman juga terpaksa harus ditahan. Apalagi perantau di daerah yang sedang menerapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Mau pulang kampung, risikonya disuruh putar balik aparat. Perbatasan pasti dijaga dengan ketat.

Mau tidak mau, si l atur ah mi dengan keluarga, tetangga, sanak saudara, maupun mantan pacar di kampung halaman dilakukan via online. Bisa pakai aplikasi pesan singkat yang kini sudah didukung fitur panggilan video. Bisa juga pakai aplikasi rapat virtual yang memungkink­an panggilan video dengan lebih banyak orang.

Misalnya, yang dilakukan Firdaus Samboja. Ketua Komunitas Vespa Banyuwangi itu memilih tidak mudik tahun ini. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Pria yang bekerja di PT Pos Indonesia, Surabaya, itu selalu berkunjung ke rumah orang tua di ujung Jawa Timur tersebut ketika

Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya.

Dia mengaku sangat rindu kampung halaman. Rasanya memang kurang lengkap kalau momen Lebaran tidak kumpul-kumpul bersama orang tua dan keluarga. ”Tapi, mau bagaimana lagi, situasinya seperti ini. Jadi, aku inisiatif bikin grup WhatsApp (WA) yang isinya keluarga besar,” katanya

J

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia