Selama Covid-19, Turun 50 Persen
SURABAYA, Jawa Pos ‒ Selama pandemi Covid-19 jumlah kebakaran di Surabaya terus menurun. Pada tiga bulan terakhir, yaitu Maret, April, dan Mei, terjadi 111 kasus. Jumlah tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan Desember 2019 hingga Februari 2020 yang mencapai 181 kasus.
Kemarin (21/5) Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Dedik Irianto mengatakan, angka itu merupakan jumlah keseluruhan di wilayah Surabaya. Di utara, penurunan mencapai 50 persen. Pada Februari ada delapan kasus kebakaran. Sementara itu, pada Maret, hanya ada empat kasus. Begitu pun pada bulan berikutnya. Yaitu April dan Mei. Setiap bulan hanya terjadi dua kasus.
”Selama korona, kasus kebakaran mengalami penurunan cukup signifikan ya. Kondisi ini perlu dipertahankan,” ujarnya. Work from home (WFH) merupakan salah satu penyebab penurunan jumlah kebakaran tersebut. Dengan adanya orang di dalam rumah, otomatis semua peralatan elektronik serta hal yang mengakibatkan kebakaran dapat terawasi. Misalnya, kompor meleduk dan korsleting listrik.
Hampir selama 24 jam penggunaan peralatan itu termonitor dengan baik. Tidak ada lagi warga yang meninggalkan rumah dalam kondisi kompor menyala. Begitu juga penggunaan listrik. Listrik digunakan dengan sebaik-baiknya dan selalu terawasi. ”Itu pun dua kebakaran terjadi pada alang-alang dan mesin kendaraan. Sampai saat ini, kebakaran yang menghanguskan seluruh bangunan belum terjadi,” ucapnya.
Kondisi tersebut dinilai sangat baik dan perlu dipertahankan. Di balik pademi Covid-19, ternyata masih ada dampak positif bagi warga Surabaya. Menurunnya angka kebakaran, lanjut Dedik, membuat pihaknya bisa lebih fokus melakukan penyemprotan disinfektan. Dalam sehari, 400 titik wilayah disterilkan. Sebanyak 50 persen penyemprotan dilakukan pada ruas jalan dan sisanya di area permukiman warga.