Mengenal Seniman Prancis yang Batal Berkunjung
SURABAYA, Jawa Pos - Lewat #CultureChezNous, IFI Surabaya mengajak masyarakat Surabaya untuk mengenal dan melihat kebudayaan dan kesenian Prancis di rumah saja. Tagar yang mempunyai arti ”budaya di rumah kita” itu tiap minggu akan membagikan video-video dari seniman-seniman Prancis yang pernah berkunjung ke negeri ini maupun yang sebenarnya sudah dijadwalkan untuk datang ke Indonesia beberapa waktu ke depan.
Minggu ini ada seniman yang merupakan komposer, penulis lagu, sekaligus penyanyi asal Grenoble yang bernama Pierre Donore. Pria yang membawakan musik bergenre pop dan folk itu mempersembahkan sebuah lagu dengan gitarnya saat di rumah saja. Membawakan lagu berjudul Toutcequinousplait, dia ingin berterima kasih kepada para nakes yang telah berjuang selama ini.
Bukan hanya untuk para nakes, lewat video itu dia juga mengatakan bahwa lagu tersebut didedikasikan untuk seluruh masyarakat yang tengah berjuang melawan Covid-19. ”Tetap tegar dan tetap sabar,” katanya lewat video tersebut. Lewat lagu itu, pria yang menerima trofi Gainsbourg pada 2003 tersebut menceritakan apa yang dirasakannya selama masa karantina. Mulai tidak melihat lagi anak-anak kecil yang berteriak di sana sini, bahkan tidak juga melihat mereka pergi ke sekolah.
Lirik-lirik sederhana itu dia buat seolaholah mewakili apa yang dirasakan oleh semua orang saat ini. Misalnya salah satu liriknya yang menceritakan tidak ada lagi jalan-jalan, tidak ada lagi pekerjaan, tidak ada lagi joging, bahkan tidak ada lagi orang-orang yang bersepeda. Namun, dalam lagunya dia juga menyisipkan harapan bahwa di bulan-bulan yang akan datang pasti pandemi ini segera berlalu. ”Dan kita semua bisa melakukan apa yang kita mau,” ujarnya.
Donore ternyata sudah dijadwalkan untuk datang ke Indonesia Juli mendatang. ”Tapi, karena belum pasti keadaannya, mungkin ditunda dulu,” jelas Pramenda Krishna, penanggung jawab budaya dan komunikasi IFI Surabaya.
Sementara itu, video-video para seniman yang dihadirkan lewat tagar tersebut bisa dinikmati dari berbagai media sosial IFI Surabaya. Mulai Facebook, Twitter, hingga Instagram. Ide untuk membagikan budaya dan kesenian lewat tagar tersebut ternyata dibuat Kementerian Kebudayaan Prancis. ”Mereka membagikan info seni budaya ke publik, untuk tetap bisa mengakses kebudayaan dari rumah. Dan biar mempermudah yang mengakses, diberi tagar tersebut,” tambah Krishna.
Program tersebut juga lahir di masa pandemi karena Covid-19 dirasakan seluruh dunia. Ke depan, seniman-seniman yang sebelumnya pernah hadir ke Surabaya lewat IFI Surabaya akan turut menyapa lewat tagar tersebut.