Jawa Pos

Insentif Bisa Bikin Cepat Pulih

-

PERSEBARAN virus SARS-CoV-2 membuat pasar otomotif global lesu. Baik dari sisi operasiona­l maupun penjualan. Agar bisa kembali pulih begitu pandemi usai, para pelaku usaha otomotif mengharapk­an dukungan dan insentif dari pemerintah.

Kinerja otomotif di Tiongkok dan negaranega­ra produsen kendaraan roda empat melandai akibat pandemi. Reuters melansir prediksi IHS Market yang menyebutka­n bahwa penjualan otomotif turun lebih dari 20 persen. Di Indonesia, menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), kinerja penjualan otomotif akan turun sekitar 40 persen.

”Kami berharap, setelah Covid-19 lewat nanti, industri otomotif tetap diperhatik­an,” ujar Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi beberapa waktu lalu.

Menurut dia, industri otomotif membutuhka­n relaksasi pajak kendaraan bermotor (PKB). ’’Misal, tadinya PKB 10‒12,5 persen. Kalau bisa dikasih relaksasi sehingga turun 30‒35 persen,’’ harapnya.

Selain itu, kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) juga perlu didiskusik­an lebih serius. ’’Sebab, sampai saat ini, masih banyak sekali problem,’’ ungkapnya. Gaikindo, kata dia, memerlukan campur tangan pemerintah dalam mendapatka­n kemudahan importasi. Sebab, pandemi membuat proses perizinan, terutama surat-menyurat, lebih lambat. Dia berharap tenggat waktu pengurusan berkas bisa diperpanja­ng dan batas relaksasi demurrage bisa sampai sebulan.

Nangoi menuturkan bahwa pasar dalam negeri juga melandai, tetapi tidak sampai berhenti total. Pada April lalu, penjualan ritel kendaraan roda empat tercatat 7.871 unit. ”Memang harus disadari, mobil itu kan bukan barang primer, tetapi tersier.

Pandemi korona juga sangat memengaruh­i penjualan kendaraan niaga yang berkaitan erat dengan pertumbuha­n dan aktivitas ekonomi. Kendati demikian, kinerja sales kendaraan niaga tidak sedrastis kendaraan penumpang.

Namun, di tengah tekanan pasar domestik, ada laporan positif dari pas ares k p o r. Ekspor kendaraan roda empat Indonesia meningkat pada kuartal pertama tahun ini. Sepanjang Januari‒ Maret 2020, ekspor oto motif Indonesia 77.315 unit atau tumbuh 9,2 persen dari periode yang sama tahun lalu. ”Pertumbuha­nnya cukup positif pada Januari‒Maret 2020. Ini cukup menggembir­akan,” ungkapnya.

Seluruh pelaku industri oto motif berharap p a n demi segera usai. Kepala Cabang Au t o 2000 Kertajaya Faris Henky mengatakan bahwa penjualan otomotif Jatim rata-rata turun 50‒60 persen ketimbang sebelum pandemi. Dia optimistis penjualan roda empat bisa meningkat lagi setelah virus korona pergi. Sebab, masyarakat nanti malah menjadi lebih higienis.

’’Karena itu, setelah pandemi nanti, kami rasa semakin banyak orang yang memilih pakai mobil pribadi ketimbang transporta­si umum. Itu bisa mengerek sales mobil,’’ tuturnya pekan lalu. Selain itu, sektor bisnis akan kembali membutuhka­n mobil operasiona­l untuk menjalanka­n aktivitas.

Kendati demikian, semua membutuhka­n proses. Sebab, suplai produk sempat terhenti akibat tutupnya sejumlah pabrik. Di samping itu, penambahan kendaraan operasiona­l perusahaan akan sangat bergantung pada cash flow setelah pandemi. ’’Karena pasti banyak perusahaan yang pemasukann­ya berkurang drastis. Jadi, semuanya perlu waktu,’’ ujarnya.

Sales & Marketing Director PT United Motor Center (UMC) Fredy Teguh mengungkap­kan bahwa cara terbaik untuk bisa menggairah­kan pasar otomotif adalah segera menuntaska­n pandemi. ’’Sebab, untuk menunjang daya beli masyarakat, dibutuhkan pertumbuha­n ekonomi yang kukuh,’’ katanya.

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? AFTER-SALES: Montir siap merawat kendaraan pelanggan di masa pandemi. Mereka bisa datang ke rumah pelanggan atau menjemput kendaraan untuk dibawa ke bengkel resmi.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS AFTER-SALES: Montir siap merawat kendaraan pelanggan di masa pandemi. Mereka bisa datang ke rumah pelanggan atau menjemput kendaraan untuk dibawa ke bengkel resmi.
 ?? AGFI SAGITTIAN/JAWA POS ?? Yohannes Nangoi
AGFI SAGITTIAN/JAWA POS Yohannes Nangoi

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia