Anak Bisa Tertular karena Lingkungan
38 Bocah Terpapar dari Orang Tua
SURABAYA, Jawa Pos – Perhatian lebih serius diberikan kepada anakanak di Surabaya dalam pencegahan penularan Covid-19. Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, anakanak menjadi kelompok yang rentan dan perlu penanganan khusus dalam masa pandemi. Karena itu, dia meminta orang tua tidak membiarkan anak-anak bermain di luar tanpa pengawasan memadai.
Risma menyebutkan bahwa di Surabaya ditemukan kasus anak tertular Covid-19. Anak tersebut tidak tertular dari orang tua mereka. Tapi, dari lingkungan. ”Kami harus waspada. Orang tua harus mengawasi anakanak. Anak kalau keluar rumah harus cuci tangan. Apabila berada di luar rumah, ada yang mengajak cuci tangan sama-sama,” ungkap Risma di Balai Kota Surabaya kemarin (26/5).
Sudah lebih dari dua bulan anakanak di Surabaya diliburkan dari sekolah. Pemkot bertujuan agar anakanak itu bisa mengurangi kegiatan di luar rumah. Dengan demikian, anak lebih banyak di dalam rumah bersama keluarga.
”Masalahnya, anak-anak itu ingin bermain dan jalan-jalan sama temannya. Akhirnya, ada beberapa anak kita yang terkena. Tapi, yang kasus di Surabaya karena anak terkena sendiri baru satu. Dan beberapa yang tertular dari orang tua mereka,” ungkap Risma.
Data hingga 21 Mei menunjukkan, pasien positif Covid-19 usia 0−4 tahun berjumlah 13 anak. Perinciannya, 7 bocah lelaki dan 6 perempuan. Yang berusia 5−14 tahun berjumlah 26 anak. Perinciannya, 16 anak laki-laki dan 10 perempuan
Jadi, total sudah ada 39 anak yang terpapar virus Covid-19.
Persebaran paling banyak memang di rentang usia 45−54 tahun. Total ada 372 orang. Dari jumlah tersebut, pasien lelaki 191 orang dan pasien perempuan 181 orang. Data tersebut berpotensi bertambah.
Risma menyebutkan, perawatan pasien anak memang membutuhkan perlakuan khusus. Sebab, mereka tak bisa dibiarkan sendiri.
”Anak-anak tak mungkin dirawat sendiri. Ada anak usia 13 tahun terkena. Dia di asrama haji. Tiap malam nangis. Akhirnya, kita pulangkan karena tidak tega.
Masalahnya adalah apakah ibunya tega,” ungkap Risma.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19 Irvan Widyanto mengungkapkan, anak-anak yang berada di asrama haji itu sudah dibelikan mainan oleh wali kota supaya mereka punya kegiatan dan hiburan. Buku-buku bacaan juga tersedia di asrama haji. ”Bahkan, temanteman dinkes telah membuat jadwal untuk mereka, mulai senam gembira, berjemur, hingga pemeriksaan dokter,” jelas Irvan.
Sementara itu, jajaran kepolisian juga menunjukkan peran aktifnya untuk mencegah persebaran Covid-19 di area perkampungan. Mereka membentuk kampung tangguh.
Pada Selasa malam (26/5), Kapolda Jawa Timur Irjen Pol M. Fadil Imran mengunjungi kampung tangguh di Sidotopo. Dia mengatakan, pembentukan kampung tangguh telah diintruksikan kepada seluruh jajaran kepolisian di lingkungan hukumnya, khususnya di Surabaya. Sebab, jumlah penderita Covid-19 sudah menembus 2.000 orang. Jumlah tersebut tertinggi di Jawa Timur. ”Covid-19 bisa ditekan dengan memaksimalkan kesadaran seluruh masyarakat terkait menaati protap kesehatan,” kata Fadil di Kampung Tangguh Sidotopo, Semampir, Selasa malam (26/5).