Para Calon Menimbang Untung Rugi Mundurnya Pilkada
BULAN lalu pemerintah dan Komisi II DPR menyepakati pengunduran jadwal pilkada serentak. Yang semula 23 September menjadi 9 Desember. Sejumlah bacawali dan bacawawali di pilwali Surabaya punya beragam pandangan terkait hal itu.
”Setiap kandidat punya hitungan sendiri. Ada yang kalkulasinya merasa diuntungkan kalau waktu persiapannya lebih panjang dan ada yang sebaliknya,” ujar bacawali Partai Keadilan Sosial (PKS) Reni Astuti kemarin. Bagi nama nama yang baru muncul, panjangnya waktu persiapan dianggap menguntungkan. Mereka bisa mengerek popularitas dan elektabilitas lebih lama. Sebaliknya, bagi para calon yang merasa sudah punya nama besar, kondisi itu dianggap menguntungkan lawan.
Ada lima kandidat bacawali di PKS. Sejatinya, bulan ini survei internal mereka sudah keluar. Namun, kondisi membuat strategi yang dimiliki seluruh partai bubrah. Survei tidak mungkin dilakukan di tengah pandemi. Nama Reni mencuat. Sebab, dialah yang digadang-gadang sebagai sekondan jika koalisinya dengan Machfud Arifin bersambut.
Bagi Reni, mundur atau tidaknya pilwali tidak terlalu masalah. Dia menyerahkan keputusan tersebut ke pemerintah pusat. Sebab, bisa jadi keputusan
DPR dan pemerintah bulan lalu berubah lagi. ”Bisa jadi tahun depan baru dilakukan. Dan saya ngikut saja, toh statusnya masih bakal cawali,” jelasnya.
Menurut dia, pemerintah tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan. Ada yang lebih penting dari pilkada. Yakni, memastikan keselamatan warga. Pemilihan secara langsung dengan mendatangi TPS tentu bisa menjadi sarana penularan virus.
Bacawawali PDIP Armuji menilai mundurnya jadwal memang menguntungkan salah satu pihak. Mereka memiliki lebih banyak waktu untuk persiapan. ”Tapi, jangan lupa. Semakin panjang waktu persiapannya, ongkosnya juga makin besar,” ujar mantan ketua DPRD Surabaya itu.
Salah satu ongkos politik yang sudah pasti membengkak adalah pemasangan baliho dan spanduk.
Setiap kandidat punya hitungan sendiri. Ada yang kalkulasinya merasa diuntungkan kalau waktu persiapannya lebih panjang dan ada yang sebaliknya.”
RENI ASTUTI Bacawawali PKS
Tapi, jangan lupa. Semakin panjang waktu persiapannya, ongkosnya juga makin besar.”
ARMUJI Bacawawali PDIP