Setelah Letusan, Aktivitas Penambangan Ijen Dihentikan
Longsor Tutup Akses Bromo
BANYUWANGI, Jawa Pos – Setelah fenomena gempa disertai letusan dan gelombang di kawah Gunung Ijen, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jatim langsung menutup seluruh aktivitas di kawasan tersebut. Tak terkecuali aktivitas tambang.
BBKSDA telah mengirim surat kepada pihak perusahaan tambang di kawasan Ijen terkait dengan penghentian aktivitas itu. Larangan tersebut berlaku sampai ada pertimbangan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). ”Kami sudah menerima surat edaran dari BBKSDA Jatim, sekarang aktivitas berhenti dulu,’’ ujar Pemimpin PT Candi Ngrimbi Cung Liyanto.
Berdasar pengamatan PVMBG Gunung Ijen, gempa tremor serupa masih bisa terjadi di Kawah Ijen. ”Sama seperti kasus kegempaan lainnya, aktivitas tersebut tidak bisa diprediksi,” kata petugas PVMBG Gunung Ijeng Suparjan.
Dia mengungkapkan, sejak lama PVMBG memberikan peringatan mengenai radius aman kawah, yaitu 1 kilometer. Hal itu mengacu pada aktivitas kawah yang bisa sewaktuwaktu berubah. ’’Kami tidak bisa memprediksi kapan gempa dan gelembung seperti itu terjadi lagi,’’ ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, fenomena langka terjadi di Gunung Ijen pada Jumat (29/5). Diawali dengan gempa selama 8,6 menit, kemudian muncul dentuman dan bualan yang mengakibatkan gelombang air kawah (tsunami) setinggi 8 meter di Gunung Ijen. Akibat kejadian itu, seorang petugas sulfatara bernama Andika meninggal. Fenomena dentuman sebenarnya sering terjadi. Namun, hal tersebut tidak terjadi setiap tahun.
Sementara itu, insiden juga terjadi di kawasan Gunung Bromo. Hujan lebat menimbulkan bencana tanah longsor di Dusun Jurang Perahu, Desa Wonokerto. Material tanah membuat akses menuju Bromo di wilayah tersebut tertutup.
Sama seperti kasus kegempaan lainnya, aktivitas tersebut tidak bisa diprediksi.’’
SUPARJAN Petugas PVMBG Gunung Ijen