Prediksi Recovery di Triwulan Keempat
Risma Peringati HJKS Ke-727 secara Virtual
‒ Tahun ini tidak ada kemeriahan Festival Rujak Uleg serta Surabaya Vaganza. Begitu pula acara makan bareng di Balai Kota serta seremoni lain untuk menyambut peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS). HJKS ke-727 pun dirayakan dengan sederhana di tengah pandemi Covid-19 di Kota Pahlawan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini duduk di bawah kanopi Balai Kota kemarin pagi. Dia menyapa warga Surabaya melalui video telekonferensi. Di akhir pembacaan pidatonya, dia mengutarakan rindu bertemu warga. ’’Sebanyak 10 ribu, bahkan pernah 15 ribu orang, makan bareng di Balai Kota,’’ katanya.
Agenda makan bareng itu sempat tertunda dua tahun terakhir karena peringatan HJKS bertepatan dengan Ramadan. Tahun ini seharusya agenda itu ada lagi. Namun, harapannya kembali kandas karena acara terkendala pandemi Covid-19
Meski begitu, Risma mengajak seluruh warga untuk cepat membiasakan diri dengan keadaan.
Risma menerangkan kondisi sosial dan ekonomi yang merosot akibat pandemi. Penurunan drastis dirasakan pada triwulan kedua dan ketiga. Banyak yang mengalami penurunan pendapatan hingga kehilangan pekerjaan. Namun, menurut dia, Surabaya mulai bangkit pada triwulan keempat.
Menurut dia, Surabaya akan melakukan recovery secara cepat. Sebab, dia melihat warga Surabaya bisa beradaptasi dengan cepat. Misalnya, di bidang ekonomi. ’’Program pahlawan ekonomi sudah recovery melalui pendekatan digital. Pemasarannya
online sejak April 2020,’’ ujar Risma.
Hal yang sudah dilakukan UKM binaan pemkot itu diharapkan bisa diadaptasi seluruh pelaku usaha lainnya. Segala lini kehidupan akan sangat bergantung pada kecanggihan teknologi dan informasi.
Surabaya sudah memiliki jaringan infrastruktur teknologi itu. Warga diminta memanfaatkan teknologi untuk kegiatan produktif. Itu merupakan salah satu hal yang harus dipahami dalam new normal. ’’Ke depan kita tidak boleh kaget dengan perubahan. Kita harus berpikir dan berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah kehidupan,’’ katanya.
Dia meminta warga tidak banyak mengeluh dan mulai mencari peluang di tengah pandemi. Dia menggambarkan situasi yang terjadi saat ini seperti terbenamnya matahari yang biasa bersinar. Covid-19 diibaratkan sebagai kegelapan, memang mengganggu langkah. Namun, perjalanan tidak boleh terhenti.
’’Di saat gelap itu ada rembulan dan bintang yang menuntun kita dalam berjalan. Sekarang tinggal pintar-pintarnya kita saja mencari peluang,’’ tuturnya.
Risma juga menyampaikan berbagai capaian yang sudah dilakukan selama memimpin Surabaya dua periode. Masa jabatan Risma habis Februari 2021.
Di awal menjabat, pendapatan asli daerah (PAD) yang mayoritas dari sektor pajak mencapai Rp 908 miliar. Di pengujung 2019, PAD mencapai Rp 5,38 triliun. Hampir enam kali lipat.
Sektor pendapatan yang tinggi itu menunjang program pembangunan kota. Belanja APBD 2020 pun mencapai Rp 10 triliun lebih. ’’Kami juga bangun tata kelola pemerintahan berbasis TI secara transparan dan akuntabel melalui aplikasi,’’ ujarnya.
Infrastruktur yang ada dianggap bisa memudahkan warga dalam melakukan recovery. Selain itu, Risma menilai sikap gotong royong warga selama Pandemi menjadi aset terkuat yang dimiliki Surabaya untuk bangkit dari situasi.
Jika diperlukan, warga bisa memulai program ketahanan pangan dengan sistem urban farming. Menanam di lahan sempit. ’’Kita bisa menanam ketela, ubi jalar, pisang, dan jagung sebagai pengganti beras apabila dibutuhkan,’’ jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono juga mengingatkan warga untuk cepat menyesuaikan diri. Caranya, disiplin menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. ’’Ulang tahun kali ini adalah momentum bagi Surabaya untuk menata masa depan yang lebih baik lagi. Kita bahu-membahu, saling bergotong royong, agar bisa melewati masa pandemi ini dengan baik,’’ paparnya.