Megaproyek Tetap Jalan di Pengujung Jabatan
PERINGATAN Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) Ke-727 seharusnya menjadi momen istimewa bagi Wali Kota Tri Rismaharini. Peringatan tersebut menjadi yang terakhir bagi Risma sebagai orang nomor satu di Kota Pahlawan. Sebab, masa jabatannya akan habis pada 2 Februari 2021 atau tiga bulan sebelum peringatan HJKS berikutnya.
Selama hampir 10 tahun memimpin,
Risma mencetak banyak sejarah. Salah satunya, Surabaya menjadi kota pertama yang memiliki APBD lebih dari Rp 10 triliun di Indonesia pada 2020
Buahnya, banyak megaproyek yang ditargetkan rampung tahun ini. Namun, persoalan pandemi membuat sejumlah proyek dihentikan. Bahkan, realisasi sejumlah proyek yang sudah dilelang harus ditunda.
Kabid Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya Iman Krestian membawahkan banyak megaproyek itu. Kabar baiknya, proyek-proyek yang sempat ditunda atau dihentikan dipastikan dimulai lagi. ’’Jalan terus. Cuma, beberapa proyek yang sudah dikerjakan memang sempat libur karena ada Lebaran,’’ jelasnya.
Salah satu proyek yang diprioritaskan adalah pembangunan sarana kesehatan. Anggaran ratusan miliar rupiah dikucurkan untuk dua rumah sakit (RS) yang dikelola pemkot. Yaitu, RSUD dr M. Soewandhie dan Bhakti Dharma Husada (BDH).
Ada pembangunan cancer center di RSUD dr M. Soewandhie. Penambahan fasilitas hemodialisis untuk cuci darah juga diperbanyak. Proyek tersebut tetap dilanjutkan. Sementara itu, pembangunan RS nuklir di BDH terpaksa tidak dilaksanakan.
Iman menyatakan, banyak kendala yang membuat pembangunan fasilitas kesehatan baru di Surabaya Barat itu tak bisa selesai tahun ini. Kendala utama tentu berkaitan dengan waktu. Sebab, proses yang harus dilewati adalah lelang desain yang memakan waktu hingga dua bulan. Itu belum termasuk lelangnya.
Pengadaan teknologi kesehatan nuklir juga membutuhkan waktu lama, sekitar delapan bulan. Sebab, peralatannya harus diimpor dari luar negeri. ’’Delapan bulan itu dalam kondisi normal, sedangkan kondisi sekarang kan berbeda,’’ jelasnya.
Ada juga proyek yang mungkin tidak bisa direalisasikan tahun ini. Yakni, pengadaan cable car dari Suramadu ke Pantai Kenjeran. Proyek yang didanai PT PP Properti itu tidak bisa dilanjutkan karena sarananya tidak bisa dikirim dari
Tiongkok. ’’Memang barangbarang dari Tiongkok itu sulit masuk,’’ lanjut Iman.
Pembangunan sarana olahraga sebagai penunjang Piala Dunia U-20 pada 2021 juga diprioritaskan. Pemkot tetap melanjutkan proyek renovasi Gelora Bung Tomo (GBT) dan Gelora 10 November.
Lapangan tembak di Tambak Wedi yang dikerjakan sejak tahun lalu juga ditargetkan rampung tahun ini. Sementara itu, velodrom atau lintasan sepeda yang dibangun di lokasi yang sama ditunda untuk sementara waktu. ’’Jadi, cuma lapangan tembak yang bisa selesai tahun ini,’’ kata alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut.