Sebar Pesan dari Rumah
SURABAYA, Jawa Pos – Hari Antitembakau Sedunia yang jatuh kemarin (31/5) memang tidak bisa diperingati seperti tahun-tahun lalu. Pandemi Covid-19 saat ini membuat ruang gerak pegiat maupun aktivis antitembakau terbatas. Mereka tidak bisa melakukan edukasi dengan turun ke jalan. Hal tersebut dikemukakan Ketua Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) Arie Soeripan. Meski begitu, dia tak mau sekadar diam.
Arie memberikan pencerahan kepada beberapa orang di sekitar rumahnya mengenai bahaya dan kerugian yang ditimbulkan lintingan tembakau. Dia memberikan penjelasan agar lebih banyak orang yang sadar untuk tidak dimanipulasi industri rokok sehingga bisa dengan tegas menolak bujukan iklan rokok sekaligus menjadi korban rokok.
’’Mengingat masih pandemi, jadi sosialisasi cuma bisa di sekitar rumah. Anggota WITT yang lain melakukan hal yang sama. Jika di sekitar rumah, misalnya, masih ada tukang kebun, satpam, sopir, atau bahkan anak dan suami sendiri yang merokok, ya ayo didekati. Diberi pengertian, dibantu untuk bisa lepas dari rokok,’’ ucapnya.
Arie pun mewanti-wanti agar mereka tetep menerapkan protokol kesehatan saat menjalankan kegiatan itu. Misalnya, memakai masker dan menjaga jarak. Dia menuturkan, saat ini industri rokok sangat leluasa melakukan berbagai kegiatan yang memanipulasi anak dan remaja. Yakni, melalui iklan, promosi, sponsor, kegiatan CSR, dan produk-produk baru lainnya. Sementara itu, peraturan dan perlindungan kepada anak dan remaja masih sangat lemah.
Menurut dia, kesadaran yang masih sangat lemah pada perokok, antara lain, tidak mau menggunakan area khusus saat merokok. Padahal, itu merupakan bentuk etika merokok. Lalu, ada juga yang membuang puntung rokok sembarangan dan abai dengan dampak lingkungannya. ’’Kaum ibu juga perlu sesekali sidak isi tas anaknya. Sebab, sekarang bentuk vape itu seperti bolpoin atau USB. Itu rentan disalahgunakan dengan tambahan narkotika.’’