Jawa Pos

Kalau Haji Tetap Berlangsun­g, Kuota Mungkin Dipangkas

-

JAKARTA, Jawa Pos – Andai tak ada pandemi Covid-19, calon jamaah haji (CJH) bakal diterbangk­an ke Arab Saudi mulai 26 Juni. Namun, jadwal tersebut kini berantakan. Hingga kemarin, pemerintah Saudi belum memberikan kepastian apakah haji tahun ini tetap diselengga­rakan atau ditiadakan. Meski demikian, sejumlah kalangan menilai peluang melaksanak­an haji masih terbuka

Keterangan tersebut disampaika­n ahli pandemi Dicky Budiman dalam seminar meningkatk­an sistem kesehatann­ya,’’ katanya.

Saudi juga menggenjot kapasitas tracing dan testing. Jumlah penduduk yang sudah dites mencapai lebih dari 806 ribu jiwa. Mereka terus berupaya melakukan tes untuk 50 ribu orang dalam sehari. Jumlah itu lima kali lebih banyak jika dibandingk­an dengan target tes pemerintah Indonesia.

Dia mengatakan, masih terbuka peluang penyelengg­araan haji di tengah pandemi Covid-19. Namun, ada kemungkina­n bakal diterapkan skenario khusus. Misalnya, memangkas kuota sebesar 25 sampai 50 persen. Kemudian, setiap jamaah wajib memiliki sertifikat bebas Covid-19. Lalu, Saudi juga bisa menerapkan kebijakan khusus tidak menerima jamaah haji dari negara-negara yang belum bisa mengendali­kan Covid-19.

Tantangan penyelengg­araan haji tidak hanya berada di tangan Saudi. Tetapi juga negara-negara pengirim, termasuk Indonesia. Di tengah waktu yang semakin dekat, pemerintah Indonesia terus berhitung apakah mereka siap menyelengg­arakan haji.

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Perdokhi Muhammad Ilyas menuturkan, sekitar 120 ribu sampai 150 ribu jamaah haji Indonesia yang berangkat setiap tahun merupakan kelompok risiko tinggi. Selain memiliki penyakit bawaan, sebagian di antara mereka berusia lanjut.

Menurut dia, jika haji tahun ini diselengga­rakan, bisa jadi jamaah wajib dikarantin­a di Arab Saudi maupun Indonesia. Kemudian, jika ada jamaah haji Indonesia yang terinfeksi Covid-19, bisa saja mereka ditolak masuk RS di Arab Saudi. Sebab, RS di sana juga sedang berjuang merawat warga setempat. Dengan begitu, jamaah Indonesia yang dinyatakan terinfeksi Covid-19 bisa dipulangka­n lebih awal. ’’Bahkan sebelum (puncak, Red) haji,’’ jelasnya. Kemudian, saat pulang ke tanah air, jamaah haji itu berpotensi menjadi sumber penularan bagi keluargany­a.

Sementara itu, Masjid Nabawi di Madinah yang selama ini ditutup akhirnya dibuka untuk umum. Kebijakan tersebut berlaku sejak 31 Mei lalu. Namun, aturan itu tidak berlaku pada masjid-masjid di Makkah.

Berdasar sejumlah foto dan video yang beredar, salat berjamaah di Masjid Nabawi dilaksanak­an dengan menerapkan protokol kesehatan. Di antaranya, karpet masjid tidak digelar. Jamaah menggunaka­n karpet sendiri. Kemudian, jarak antarjamaa­h sekitar 1 meter. Selain itu, area raudah yang berada di sekitar makam Nabi Muhammad masih ditutup.

KBRI di Riyadh juga mengumumka­n dibukanya kembali layanan di tengah pemberlaku­an pelonggara­n lockdown. KBRI Riyadh hanya menerima permohonan pembuatan paspor, kontrak atau perjanjian kerja, surat perjalanan laksana paspor (SPLP), dan legalisasi dokumen.

 ?? MAJED AL-CHARFI/AFP ?? LONGGARKAN PEMBATASAN: Umat muslim menunaikan salat Duhur di Masjid Nabawi, Madinah, Minggu. Pemerintah Arab Saudi kini membuka kembali masjid tersebut untuk umum.
MAJED AL-CHARFI/AFP LONGGARKAN PEMBATASAN: Umat muslim menunaikan salat Duhur di Masjid Nabawi, Madinah, Minggu. Pemerintah Arab Saudi kini membuka kembali masjid tersebut untuk umum.
 ?? MAJED AL-CHARFI/AFP ?? PROTOKOL KESEHATAN: Semua yang berada di dalam Masjid Nabawi diwajibkan memakai masker.
MAJED AL-CHARFI/AFP PROTOKOL KESEHATAN: Semua yang berada di dalam Masjid Nabawi diwajibkan memakai masker.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia