KRD ke Surabaya Sudah Normal
BOJONEGORO, Jawa Pos Radar Bojonegoro ‒ Sudah lama suara kereta rel disel (KRD) tidak terdengar memasuki Stasiun Bojonegoro. Kemarin, untuk kali pertama sejak operasionalnya dihentikan, KRD kembali dioperasikan. Rangkaian gerbong masuk pukul 13.10. Wajah-wajah semringah para penumpang kembali terlihat. Maklum, kereta api jarak pendek itu menjadi buruan penumpang menuju Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo.
Per 1 Juni KRD jurusan Bojonegoro‒Sidoarjo mulai beroperasi. Dari pantauan Jawa Pos Radar Bojonegoro, belum banyak penumpang yang datang dan berangkat di Stasiun Bojonegoro. Pihak stasiun memperketat protokol kesehatan terhadap penumpang. Jika ditemukan calon penumpang yang suhu badannya di atas 37,5 derajat Celsius, mereka otomatis dilarang naik.
Tia, salah seorang penumpang asal Kecamatan Dander, menyatakan rutin sebulan dua kali ke Surabaya. Dia mengantar ibunya berobat. Jadi, selama KRD tidak beroperasi, Tia harus carter mobil. ’’Iya, saya dapat informasi 1 Juni ini KRD sudah beroperasi lagi. Jadi tidak perlu carter mobil lagi. Sebab, KRD kan ekonomis,’’ jelasnya.
Pokin, penumpang lain yang tiba dari Gresik, menuturkan senang lantaran KRD bisa beroperasi kembali. Dia kini bisa pulang keBojonegorodenganmudah.Sebab,saatLebaranpekanlalu,KRD belum beroperasi. Perantau asal Kecamatan Gondang itu menyatakan akan menaati protokol kesehatan Covid-19. ’ Iya, nanti tetap lapor ke gugus tugas desa setempat,’ paparnya.
Nanda Maulana juga menyempatkan pulang kampung ke rumahnya dengan naik KRD. Penumpang asal Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, itu saat Lebaran belum bisa pulang. Pria yang bekerja di Sidoarjo itu menyatakan sudah menjalani seluruh protokol kesehatan Covid-19. Dia mengatakan sudah menjalani rapid test yang diadakan perusahaan tempatnya bekerja. Hasil tesnya pun nonreaktif. ’ KRD mumpung sudah beroperasi lagi, saya manfaatkan buat pulang ke rumah,’ jelasnya.
Hari pertama KRD beroperasi, penumpang yang tiba di Stasiun Bojonegoro sekitar 30 orang. Sementara itu, penumpang yang berangkat dari stasiun sekitar 50 penumpang. Pada waktu normal, penumpang bisa mencapai 250‒300 orang. KRD tersebut berhenti di stasiun-stasiun kecil di kecamatan.