13 Ribu Siswa Belum Validasi Data PPDB
Salah Input Data dan Rapor Kosong Jadi Kendala
SURABAYA, Jawa Pos ‒ Validasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMP negeri tinggal lima hari lagi. Mayoritas siswa sudah memvalidasi datanya. Beberapa proses validasi sempat terkendala karena wali murid kurang cermat dalam pengisian data.
Kabid Sekolah Menengah Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Sudarminto mengatakan, seluruh pengisian data menggunakan aplikasi. Jika wali murid atau siswa keliru memasukkan data, proses validasi bisa ditolak. Misalnya, penulisan RT dan RW. Jika angka yang ditulis keliru, proses validasi akan gagal. Demikian juga jika ejaan nama di data diri tidak tepat satu huruf. Sistem akan menolak. ’’Saat validasi, berkas pendukung harus dibawa untuk mengecek lebih lanjut,’’ katanya kemarin (1/6).
Kasus lain yang ditemui adalah ada yang mencoba menggeser titik rumahnya, didekatkan dengan sekolah. Tujuannya, kans bisa diterima di sekolah tujuan lebih besar. ’’Ada yang seperti ini. Tapi, hanya satu dua kasus,’’ ungkapnya. ’’Saat verifikasi, data tersebut ditolak,’’ lanjutnya.
Sudarminto menuturkan, saat ini sudah puluhan ribu siswa yang melakukan proses validasi dan mendapatkan PIN. Sementara itu, sebagian data masih dalam proses verifikasi tim operator sekolah. Setelah verifikasi selesai, PIN akan diberikan
Sudah validasi:
siswa lewat e-mail. ’’Yang belum validasi 13 ribu siswa,’’ ujarnya.
Saat ini waktu validasi data tinggal empat hari lagi. Siswa yang belum melakukan cek validasi diminta segera menyelesaikannya. Mereka yang mengalami kendala bisa langsung menghubungi help desk yang disediakan dispendik. ’’Jika ada data yang keliru, bisa langsung melakukan validasi ulang,’’ jelasnya. ’’Yang dimaksud validasi ulang adalah memulai prosesnya dari awal, bukan mereset ulang. Tapi, harus keluar dulu dan memulai dari awal.’’
Terkait dengan masalah itu, Sudarminto meminta wali murid cermat saat mengisi data. Ditanya soal beberapa nilai rapor kosong saat proses validasi, Sudarminto mengatakan bahwa kondisi tersebut bisa jadi disebabkan siswa berasal dari luar kota atau jalur perpindahan tugas orang tua. Karena itu, rapor belum terinput di data dispendik. Sebab, mereka belum menggunakan rapor online. ’’Mereka nanti juga diminta mengunggah file dokumen rapor,’’ ucapnya.
Jika kondisi tersebut terjadi pada siswa yang sekolah dan tinggal di Surabaya, mereka bisa melakukan validasi ulang. Mungkin saat pengisian data, ada yang kurang tepat. ’’Dicoba validasi ulang lagi, pasti bisa,’’ ungkapnya.
Sementara itu, pihak satuan pendidikan jenjang SMP tengah sibuk mengecek rapor online untuk mengetahui apakah nilai rapor siswa kelas IX yang akan lulus perlu diedit. Kepala SMPN 1 Akhmat Suharto menjelaskan, sampai saat ini, belum ada siswa yang melaporkan adanya kesalahan entri nilai di rapor online oleh sekolah. ’’Masih proses, belum selesai semua. Siswa juga harus terus koordinasi dengan wali kelasnya,’’ ujarnya.
Dia menuturkan, salah satu yang benar-benar diperhatikan sekolah adalah siswa mutasi atau pindahan. Pihak sekolah berkewajiban mengisi nilai siswa saat menempuh pendidikan di sekolah sebelumnya. Suharto menyebutkan, untuk PPDB, pihaknya bertugas memvalidasi sekitar 800 area. ’’Semacam mencocokkan, betul nggak jarak rumah sama sekolah yang dipilih calon siswa itu satu zona,’’ terangnya.
Kepala SMPN 3 Budi Hartono mengatakan, pihaknya juga membentuk tim internal khusus. Salah satu tugasnya, mengecek kebenaran data calon siswa. Termasuk jarak rumah atau alamat rumah yang sudah diisi siswa. ’’Panitia khusus ini membantu menangani dan melayani masyarakat yang kesulitan dengan sistem online. Silakan datang ke sekolah untuk bertanya, tidak apa-apa,’’ katanya.