Progres 40 Persen, Pengerjaan Edupark Tertunda
SURABAYA, Jawa Pos – Kampung-kampung di wilayah Kelurahan Jambangan yang sudah ditarget sebagai kampung wisata lingkungan dan penghijauan ikut terimbas oleh merebaknya Covid-19. Salah satu dampaknya adalah pengerjaan Edupark Jambangan terhenti. Padahal, progresnya mencapai 40 persen.
Ketua RW 03, Kelurahan Jambangan, Djamalludin menjelaskan bahwa edupark berada di atas lahan seluas sekitar 2.000 meter persegi. Lahan seluas itu hanya diplot untuk taman atau kebun. ’’Luas keseluruhannya mencapai 1,2 hektare. Termasuk nanti ada sentra kuliner, galeri UKM, tempat bermain, dan tempat budi daya tanaman milik Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya,’’ papar lelaki yang akrab disapa Djamal tersebut.
Rencananya, ada delapan petak yang disediakan untuk delapan RT di RW 03, Kelurahan Jambangan, Kecamatan Jambangan. ’’Setiap RT diberi kesempatan untuk mengelola satu petak dengan ciri khasnya,’’ katanya.
Djamal menyatakan, kegiatan warga di edupark sebatas pemeliharaan tanaman. Mereka mengisi waktu luang dengan menyiram dan merawat tanaman di sana. ’’Merawat tanaman masih tetap jalan. Tapi, rencana pengembangan edupark dengan membuat green house, biopori, dan pengolahan sampah harus tertunda dulu. Kegiatan ini butuh manggil tukang. Sementara sekarang ini kan nggak bisa kumpul-kumpul.
Semua agenda tamu yang mau berkunjung ke sini juga dibatalkan,’’ ungkapnya.
Lurah Jambangan Hindun Masrufah mengakui, pandemi memang memengaruhi banyak kegiatan warga. Sebut saja gebyar gotong royong yang setiap pekan diadakan warga. Terutama di kampungkampung yang menjadi sasaran program Gerakan Balik Kanan (Geblak). Yaitu, warga yang bermukim di dekat bantaran sungai mengubah posisi rumahnya menghadap sungai.