Jawa Pos

Wembley Jadi Solusi

-

LIVERPOOL, Jawa Pos – Tiga laga pembuka Liverpool ketika Premier League bergulir lagi masuk kategori ’’berbahaya’’. Itu merupakan analisis dari sisi keamanan yang disampaika­n Kepolisian Merseyside.

Ya, Liverpool langsung melakoni derbi Merseyside melawan Everton pada matchweek ke-30. Jadwalnya 19 Juni mendatang di markas Everton, Goodison Park. Disusul laga kandang melawan Crystal Palace. Lalu, melakoni tandang ke kandang Manchester City di Etihad Stadium.

Liverpool yang tinggal membutuhka­n enam poin buat mengunci gelar juara pasti berupaya menjadi juara di tiga matchweek awal ini. Juara akan mengakhiri dahaga gelar domestik setelah menunggu selama tiga dekade. Kemarin (1/6) Daily Mail menulis, dua laga tandang awal Liverpool, yakni melawan Everton dan City, diusulkan digelar di kandang timnas Inggris. Yakni, Stadion Wembley, London. Sementara itu, laga kandang melawan Palace tetap dilangsung­kan di Anfield.

Sekretaris Negara Urusan Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Oliver Dowden ketika dihubungi Daily Mail mengatakan, jika sebuah tim harus bermain di lokasi netral karena pertimbang­an keamanan, hal itu dikembalik­an kepada pemegang kebijakan level regional. Mulai pemerintah, klub, hingga kepolisian. ’’Tiga elemen harus membuat keputusan sendiri. Sebab, dalam hal ini negara tak punya wewenang untuk mengatur sejauh itu,’’ kata Dowden.

Dari tiga elemen itu, Wali Kota Liverpool Joe Anderson paling khawatir. Terutama adanya insiden atau setidaknya arak-arakan Kopites, sebutan fans Liverpool. Meski, pihak berwenang sudah melarang kegiatan yang melibatkan massa.

Sebaliknya, juru bicara Kepolisian Merseyside kepada Liverpool

Echo menyatakan akan membuat pengamanan berlapis dalam dua laga permbuka Liverpool. ’’Kami berusaha memastikan laga berjalan tanpa masalah,’’ kata juru bicara Kepolisian Merseyside seperti dikutip Liverpool Echo.

Pihak klub juga menolak dengan lantang perlakuan khusus buat mereka. Sebab, dengan pilihan ’’mengungsi’’ ke Wembley khusus laga-laga Liverpool, para pemain jelas dirugikan.

’’Kalau kesepakata­n bermain di venue netral berlaku untuk semua tim, kami menerimany­a. Tapi, jika hanya Liverpool, yang ada malah membuat kami merasa mendapat perlakuan diskrimina­tif,’’ ucap salah seorang dewan klub Liverpool seperti dikutip Daily Mail.

Sementara itu, pelatih Liverpool Juergen Klopp setelah latihan di Melwood mengatakan, timnya kini masuk tahap latihan seperti pertanding­an yang sesungguhn­ya. Pemain boleh melakukan kontak fisik.

’’Rasanya sangat brilian dan ini perbedaan yang sangat nyata dari pekan pertama sebelumnya. Jadi, kami bisa melakukan semua hal yang kami inginkan ada dalam sesi latihan,’’ tutur Klopp dalam situs resmi klub.

Dengan persiapan hanya sekitar tiga pekan sebelum memasuki musim baru, pelatih berusia 52 tahun itu mengibarat­kan musim ini seperti pramusim buat musim 2020–2021. Sebab, pada pekan kedua September mendatang, diperkirak­an Premier League musim baru berjalan lagi.

 ??  ?? VENUE ALTERNATIF: Suasana Stadion Wembley jelang laga final Piala Liga antara Aston Villa menghadapi Manchester City pada 1 Maret lalu.
VENUE ALTERNATIF: Suasana Stadion Wembley jelang laga final Piala Liga antara Aston Villa menghadapi Manchester City pada 1 Maret lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia