Kalau Riskan, Jangan Dipaksakan
PSSI telah melakukan virtual meeting kedua dengan 18 klub Liga 1 pada Selasa lalu (2/6). Hasil pertemuan menyiratkan asa bisa sedikit mengobati kerinduan pencinta sepak bola tanah air. Sebab, dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan melontarkan gagasan untuk melanjutkan kompetisi pada September mendatang. Sementara itu, Liga 2 dijadwalkan bergulir sebulan kemudian. Formatnya home tournament dan semua berlangsung di Pulau Jawa.
Gagasan tersebut memang belum disahkan. Sebab, gagasan itu memang bertolak belakang dengan keinginan mayoritas pengelola klub di virtual meeting pertama lalu. Mayoritas klub memang menginginkan kompetisi dihentikan. Keinginan yang masuk akal. Sebab, tak ada garansi bahwa September nanti pandemi korona akan berhenti. Dan melanjutkan kompetisi saat kurva pandemi belum terkendali adalah tindakan yang riskan.
Ya, ketika belum ada upaya konkret untuk mengatasi pandemi, dan saat tingkat kedisiplinan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan masih rendah, menggelar lanjutan liga adalah tindakan yang mengundang kerawanan. PSSI dan operator liga tak perlu latah meniru langkah Jerman yang berani memutar kembali pentas Bundesliga. Di sana tingkat kepatuhan masyarakat dan insan sepak bolanya terhadap protokol kesehatan sangat tinggi.
Selain itu, Jerman dan belahan Eropa lainnya lebih mudah untuk merestart kompetisi mereka. Sebab, mereka telah menjalani hampir tiga perempat perjalanan liga. Bandingkan dengan Liga 1 kita yang baru bergulir tiga pekan. Malah, Liga 2 baru memasuki pekan awal.
Selain aspek kesehatan, PSSI perlu memikirkan padatnya jadwal klub jika kompetisi dipaksakan bergulir lagi pada September. Sebab, kalau kompetisi harus selesai akhir Desember atau awal 2021, artinya hanya ada waktu empat bulan bagi klub untuk menuntaskan liga.
Padahal, jika situasinya kembali normal, di sela-sela kompetisi, PSSI juga harus menyiapkan tim nasional (timnas). Ada sejumlah agenda internasional di sana, yakni kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Piala AFF 2020.
Nah, dengan sejumlah pertimbangan tadi, menggelar kompetisi saat kurva pandemi belum menurun memang sangat berisiko. PSSI tetap harus mengutamakan aspek kesehatan dan kemanusiaan. Jangan sampai ajang sepak bola nanti menjadi klaster baru persebaran Covid-19 di Indonesia.