Cetak Rekor Tambahan Pasien Sembuh
Kemarin Tembus 292 Orang Sehari
SURABAYA, Jawa Pos - Di tengah penambahan kasus positif coronavirus disease 2019 (Covid-19) yang belum mereda, ada sebuah kabar yang begitu melegakan. Jumlah pasien yang terjangkit virus korona yang dinyatakan sembuh/negatif makin bertambah.
Dalam beberapa hari terakhir, penambahannya cukup signifikan. Bahkan, kemarin Jatim mencetak rekor baru pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh/negatif. Jumlahnya lebih banyak daripada penambahan.
Berdasar data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jatim, kemarin ada tambahan 292 pasien positif yang dinyatakan sembuh. Tambahan pasien sembuh terbanyak berasal dari Surabaya (240 pasien). Berikutnya, Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu (selengkapnya lihat grafis).
Tak hanya itu, kemarin jumlah pasien sembuh/ negatif melebihi jumlah tambahan kasus positif yang mencapai 172 pasien. Lonjakan itu berpengaruh signifikan terhadap persentase pasien sembuh di Jatim. Jika awalnya hanya mencapai 13 persen, kini naik menjadi 20,55 persen.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa begitu bersyukur. Dia berharap data tersebut menjadi angin segar dalam upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 di Jawa Timur. Dia menyebutkan, capaian tersebut merupakan hasil kerja keras bersama seluruh elemen. ”Semua saling sinergi mengatasi wabah Covid-19,’’ katanya.
Meski demikian, tokoh yang juga ketua PP Muslimat NU itu tetap memberikan warning agar semua pihak tetap waspada. Sebab, kenaikan pasien sembuh yang tinggi tak akan memberikan arti apabila jumlah pasien positif juga terus meningkat. ”Harus ditekan agar pasien yang terjangkit virus makin berkurang,’’ jelasnya.
Sementara itu, Ketua GTPP Covid-19 Jatim Rumpun Kuratif dr Joni Wahyuhadi menyatakan, selain memaksimalkan usaha penyembuhan pasien lewat metode yang sudah diterapkan selama ini, pihaknya mulai memaksimalkan metode plasma convalescent alias donor plasma darah dari pasien sembuh kepada pasien yang masih yang dirawat. ”Kami berusaha mencari plasma darah dari pasien yang sudah sembuh,’’ katanya.
Saat ini jumlah pasien sembuh yang mendonorkan plasma darah masih sedikit. Karena itu, pihaknya menyosialisasikan program donor plasma tersebut. Harapannya, pasien yang sudah dinyatakan negatif itu bersedia menjadi pendonor plasma darah. ”Tentunya mereka yang memenuhi syarat,’’ ujar dr Joni.
Ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki pendonor plasma darah. Di antaranya, pasien tersebut tidak memiliki penyakit bawaan. Selain itu, usia pasien masih muda. Dokter Joni meminta kerelaan pasien yang memenuhi syarat untuk mengikuti program tersebut.
Plasma darah merupakan cara penyembuhan yang diterapkan di Jakarta. Hasilnya cukup positif. Banyak pasien yang sembuh. Plasma darah pada pasien sembuh dinilai memiliki antibodi yang kuat. Plasma itu bertugas membantu antibodi pasien yang masih sakit. Dengan begitu, virus korona bisa kalah.