Pertanyakan Kompetisi Dipusatkan di Jawa
SURABAYA, Jawa Pos – Liga 1 2020 bakal dilanjutkan. Rencananya, kompetisi bergulir mulai September. Seluruh laga akan dipusatkan di Pulau Jawa.
Ternyata, tidak semua klub setuju. Bahkan dari klub yang berbasis di Pulau Jawa sekalipun. Salah satunya Persebaya Surabaya. Tim berjuluk Green Force itu menilai rencana memusatkan kompetisi di Jawa sangat tidak masuk akal. ’’Apa memungkinkan? Apalagi di Jawa banyak daerah dengan zona merah,’’ kata pelatih Persebaya Aji Santoso kepada Jawa Pos.
Aji mencontohkan kasus di Surabaya. Saat ini pasien positif Covid-19 di Kota Pahlawan terus bertambah. Bahkan, Surabaya saat ini sudah masuk zona hitam. Kondisi itulah yang dikhawatirkan pelatih 50 tahun tersebut. ’’Kalau dipaksakan main di Jawa, terus jika ada pemain yang positif Covid-19 bagaimana? Apa sudah berpikir sampai sejauh itu?’’ tegas Aji.
Jangankan menghelat pertandingan, Aji bahkan ragu apakah ada izin bagi Persebaya untuk menggelar latihan. Maklum, sebagai daerah dengan zona hitam, mengadakan acara dengan banyak orang jelas bukan hal mudah. ’’Apakah Persebaya boleh melakukan latihan di Surabaya? Kalau dilarang (latihan), kami kan harus ikuti aturan yang ada. Nggak bisa memaksa,’’ jelas Aji.
Kalaupun di Surabaya dilarang menggelar latihan, sejatinya ada opsi lain.
Yakni, mengadakan latihan di wilayah Sidoarjo. Toh, selama ini skuad Green Force juga sering berlatih di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo. Masalahnya, belum ada jaminan izin jika latihan digelar di Sidoarjo. ’’Karena latihan ini mendatangkan banyak orang. Harus ada solusinya bagaimana,’’ terangnya.
Aji sadar banyak keuntungan jika kompetisi digulirkan. ’ Bisa sebagai persiapan untuk timnas U-20 di Piala Dunia tahun depan,’ jelas Aji. Tapi, dia tetap meminta federasiuntukmemikirkanmasak-masak rencana memusatkan kompetisi di Jawa. Memang, bermain di Jawa cukup menguntungkan bagi Persebaya. Alasannya, pengeluaran untuk away tidak terlalu besar. Tapi, Aji tetap memikirkan risiko terhadap kesehatan para pemainnya. Apalagi,diamenilaivirusCovid-19sangat berbahaya.