Jawa Pos

Nostalgia Latihan Keluarga Selama Pandemi Korona

Salah seorang legenda Persebaya, Yusuf Ekodono, punya DNA sepak bola yang kental. Tiga putranya juga berprofesi sebagai pemain sepak bola. Selama pandemi korona mewabah, mereka rutin berlatih bersama.

- BAGUS PUTRA PAMUNGKAS,

PERTANDING­AN di Lapangan Kalilom Lor Indah, Surabaya, Selasa sore (2/6) hampir dimulai. Tapi, laga nyaris tak terlaksana. Penyebabny­a, kiper salah satu tim tidak datang.

Fandi Eko Utomo langsung nyeletuk. ’’Dek, awakmu dadi kiper wae (Dik, kamu jadi kiper saja),’’ ucap gelandang PSIS Semarang itu kepada sang adik, Wahyu Subo Seto. Wahyu Subo merupakan pemain Bhayangkar­a FC. Posisinya gelandang bertahan. Bukan kiper seperti yang diminta sang kakak.

Tapi, Wahyu tidak menolak. Dia kemudian menjadi kiper dadakan. Meski tanpa sarung tangan, penampilan­nya cukup oke. Dia bahkan tidak kebobolan dalam pertanding­an tersebut. ’’Waktu kecil dia (Wahyu) memang pernah jadi kiper,’’ kata Fandi. Wahyu dan Fandi sama-sama jebolan tim internal Persebaya Surabaya, PS Fajar. ’’Dulu waktu masih 10 tahun, awalnya main jadi kiper,’’ sambung Wahyu.

Tapi, karena dorongan sang ayah, Yusuf Ekodono, Wahyu mengubah posisinya. ’’Sempat jadi striker, sama seperti posisi ayah saat di Persebaya,’’ jelas gelandang 26 tahun itu. Lantas, mengapa Wahyu kini berposisi gelandang bertahan? Itu terjadi saat dia mulai bergabung dengan Bhayangkar­a FC. ’’Coach Simon (McMenemy) yang menyaranka­n saya bermain sebagai gelandang bertahan. Akhirnya sampai sekarang,’’ terang Wahyu.

Uniknya, tiga anak Yusuf Ekodono berposisi gelandang. Selain Fandi dan Wahyu, ada sang adik, Novaldo Troy Putra. Dia merupakan gelandang tim Liga 2 PS Hizbul Wathan (PSHW). Menjadi yang paling muda, Aldo –sapaan Novaldo– merasa beruntung. ’’Saya bisa belajar langsung dari Mas Fandi maupun Mas Wahyu,’’ kata pemain 22 tahun tersebut.

Nah, masa pandemi korona menjadi momentum bagi Aldo belajar kepada dua kakaknya. Selama kompetisi diliburkan, Fandi dan Wahyu memilih pulang ke Surabaya. Hampir dua bulan keduanya berada di Kota Pahlawan. Bersama Aldo, mereka rutin berlatih di Lapangan Kalilom Lor Indah.

Latihan dilakukan setiap Selasa dan Kamis bersama skuad PS Fajar. Bahkan, Yusuf Ekodono memantau langsung tiga anaknya berlatih. ’’Kalau pas saya bisa, ya saya langsung yang dampingi anak-anak,’’ kata pria yang kini menjadi pelatih PSHW tersebut. Momen seperti itulah yang ditunggu Yusuf. ’’Biasanya baru bisa kumpul bareng pas kompetisi libur. Tapi, sekarang kami punya banyak waktu luang,’’ jelas pelatih 53 tahun itu.

Meski dalam kondisi pandemi, Yusuf bersama tiga anaknya tak bisa meninggalk­an sepak bola. Dia merasa aneh kalau tidak bersentuha­n dengan lapangan. ’’Sejak sebelum (bulan) puasa, kami sudah sering latihan,’’ katanya. Tapi, Yusuf punya beberapa syarat agar latihan berjalan aman. ’’Kalau pas latihan, memang normal. Tapi, selesai latihan, anak-anak saya suruh pakai masker. Cuci tangan dan jaga jarak dengan warga lainnya,’’ jelasnya.

Wahyu mengaku ada sisi positif yang dirasakan selama jeda kompetisi. Biasanya, dia menghabisk­an banyak waktu di Jakarta. Maklum, dia memang memperkuat Bhayangkar­a FC yang berbasis di ibu kota. Kini Wahyu bisa lebih dekat dengan keluarga besarnya. ’’Kami bertiga memangngga­k bisa pisah. Kalau main bola, selalu bareng. Mau uji coba dengan tim mana saja, kami bertiga selalu satu tim,’’ ungkap pemain yang juga anggota Polri tersebut.

Fandi mengungkap­kan hal senada. Selama berseragam PSIS, dia memboyong anak dan istrinya ke Semarang. Tapi, sejak pandemi, anak dan istrinya diajak pulang kampung ke Surabaya. Mereka tinggal serumah dengan sang ayah, Yusuf, di kawasan Pogot Baru, Surabaya. ’’Jadi, di rumah sama-sama. Latihan juga samasama,’’ terang mantan gelandang Persebaya Surabaya tersebut.

Hal itu membuat Fandi, Wahyu, maupun Aldo serasa bernostalg­ia. Apalagi, selama berlatih, sang ayah sering memantau dari pinggir lapangan. ’’Saya jadi ingat dulu waktu masih awal karir, kalau ada kesalahan, pasti langsung ditegur sama bapak,’’ kata Fandi. Meski sering memberikan masukan, Yusuf tak pernah memaksakan di posisi mana anaknya harus bermain. Termasuk di posisi gelandang. ’’Kami disuruh pilih posisi sendiri. Di posisi mana kami merasa nyaman bermain,’’ jelas Aldo.

 ?? BAGUS P. PAMUNGKAS /JAWA ?? KELUARGA SEPAK BOLA: Dari kiri, Yusuf Ekodono, Wahyu Subo Seto, Fandi Eko Utomo, dan Novaldo Troy Putra.
BAGUS P. PAMUNGKAS /JAWA KELUARGA SEPAK BOLA: Dari kiri, Yusuf Ekodono, Wahyu Subo Seto, Fandi Eko Utomo, dan Novaldo Troy Putra.
 ?? BHAYANGKAR­A FOOTBALLCL­UB.COM ?? SUAMI SIAGA: Wahyu Subo Seto dan istri menantikan kelahiran sang buah hati.
BHAYANGKAR­A FOOTBALLCL­UB.COM SUAMI SIAGA: Wahyu Subo Seto dan istri menantikan kelahiran sang buah hati.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia