Libatkan Warga Jaga Nol Penularan
Satu Kawasan Bisa Tiga Kali Tes Cepat dan Swab
SURABAYA, Jawa Pos – Rapid dan swab test untuk melacak persebaran Covid-19 difokuskan di kawasan penularan. Pemkot Surabaya sampai tiga kali mengadakan rapid dan swab test untuk memutus mata rantai persebaran virus korona jenis baru tersebut. Dari tiga kali tes itu, sudah ada yang dinyatakan penularan zero atau nol alias tidak ada kasus baru.
Bukan hanya itu. Pencegahan penularan juga melibatkan warga dengan membentuk Kampung Wani Jogo Suroboyo. Warga saling menjaga dan mengingatkan agar tidak ada penularan lagi di lingkungan mereka.
’’Sesuai dengan hasil tes swab, memang sudah ada kampung yang zero, tidak ada lagi yang tertular. Di kampung itu, pelibatan masyarakat sudah sangat masif,’’ ungkap Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Surabaya Irvan Widyanto kemarin (3/6).
Pemkot memberikan data-data cukup detail terkait dengan warga yang terkonfirmasi positif Covid-19. Termasuk nama dan alamat orang tersebut. Tujuannya, warga bisa ikut langsung memantau. Jadi, warga dapat melindungi tetangga dan lingkungan setempat, serta tidak sampai mengucilkan.
’’Ketika buka data, pemantauan terhadap orang tersebut melibatkan masyarakat. Tak sembunyi-sembunyi memantau. Tidak meminta tolong aparat. Informasi dikelola warga sendiri,’’ ujar Irvan
Rapid dan swab test memang terus dilakukan pemkot. Hingga Selasa (2/6), jumlah warga yang telah mengikuti rapid test mencapai 28.028 orang. Dari jumlah tersebut, 10 persen atau 2.933 orang di antaranya reaktif. Data itu terkumpul sejak akhir April lalu.
Sementara itu, 1.355 orang telah menjalani swab test. Dari jumlah tersebut, 414 orang dinyatakan positif Covid-19 dan 416 orang negatif. Hasil itu tidak berbeda dengan data pada Senin (1/6).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan, rapid dan swab test di daerah yang menjadi klaster penularan dilakukan sampai tiga kali dengan jarak waktu sekitar sepekan. ’’Di lingkungan yang sama itu diswab dan rapid test. Tidak boleh hanya orang-orang itu saja. Ini dilakukan untuk menekan penularan,’’ kata Feni, sapaan akrab Febria Rachmanita.
Pemkot Surabaya sangat terbantu dengan rapid dan swab test dari tim BNPB dan BIN. Hingga kemarin, mobil bantuan dari BNPB tercatat melakukan swab test terhadap 1.808 orang. Selain itu, BIN sudah membantu mengetes 1.022 orang. Lalu, pemkot juga telah memeriksa 3.026 orang.
Namun, mobil-mobil itu tidak bisa seterusnya berada di Surabaya. Mobil dari BIN, misalnya, mungkin hanya sampai hari ini. Sudah ada permintaan untuk perpanjangan dari pemkot. Mobil BNPB juga akan keliling ke kota dan kabupaten lain di Jawa Timur.
Pemkot beruntung karena mendapatkan bantuan hibah laboratorium dari BIN. Laboratorium yang dilengkapi dengan dua real time PCR itu punya kemampuan mengolah seribu sampel dalam sehari. Peralatan laboratorium tersebut ditempatkan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya. Laboratorium itu digunakan dua hari terakhir. Pada Selasa lalu, sekitar 350 sampel diperiksa. Kemarin ada lebih dari 500 sampel.
Feni menyatakan sudah bertemu dengan kepala BBPTKLPP Surabaya untuk membahas swab test di Surabaya. Dia menegaskan bahwa sudah ada komitmen dari lembaga tersebut untuk membantu pemkot secara penuh. ’’Full bakal bantu Surabaya. Ada lima tenaga Pemkot Surabaya di sana,’’ ungkap Feni.