Jawa Pos

Wawali Whisnu Sakti Karantina Diri

Jadi ODP setelah Temui Pasutri Positif

-

SURABAYA, Jawa Pos − Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menjadi orang dalam pemantuan (ODP) lantaran bertemu dengan pasangan suami istri (pasutri) yang dinyatakan positif Covid-19. Whisnu menjalani isolasi mandiri dan rencananya tes swab hari ini (4/6). Uniknya, Whisnu kontak sebagai pejabat pemkot yang memberikan bantuan setelah pasutri itu sempat dinyatakan negatif dan dipulangka­n dari isolasi di sebuah hotel.

Whisnu menceritak­an, pada Minggu lalu dirinya menemui warga di Kedungturi, Tegalsari. Warga tersebut baru pulang dari hotel tempat isolasi pada Sabtu sore. Dia ingin memberikan semangat sekaligus memastikan bahwa tidak ada pengucilan kepada warga itu. Info awal yang didapatkan, warga tersebut sudah negatif. Namun, data itu diralat.

”Tapi, Minggu malam dapat kabar lagi kalau suami istri itu ternyata positif swab-nya. Lha awak dewe malah dadi ODP,” kata Whisnu kemarin (3/6). Dia menyebutka­n bahwa kondisinya relatif baik. Namun, dia ingin segera menjalani tes swab hari ini.

Temuan tersebut, menurut Whisnu, menjadi bahan evaluasi di internal pemkot. Terutama terkait dengan alur informasi kondisi warga yang telah di-swab. Sebab, kesalahan dalam informasi itu tentu sangat berbahaya. Sebab, orang yang terkonfirm­asi positif tapi dibiarkan berkeliara­n bisa menjadi sumber penularan. Padahal, orang tersebut tidak tahu kondisinya. ”Saya akan laporkan Bu Wali kondisinya bahwa ada temuan seperti itu. Ini menjadi bahan evaluasi di dinas kesehatan dan puskesmas juga. Sekalian saya izin untuk isolasi mandiri,” ungkap Whisnu.

Sementara itu, warga RT 4, RW 8, Kedungturi, Kelurahan Kedungdoro, resah. Mereka kaget ketika tahu ada lima warga yang dinyatakan positif. Padahal, mereka yang belakangan terkonfirm­asi positif Covid-19 itu baru dipulangka­n setelah menjalani isolasi di salah satu hotel di daerah Gubeng.

Ketua RW 8 Imam Syafi’i menyatakan, warga sejatinya resah sejak dibawa ke hotel pada Jumat sore (29/5). Banyak fasilitas yang tidak tersedia. Makanan yang diberikan pun dianggap kurang layak. ”Mereka resah karena tidak mendapat informasi apa pun selama kurang lebih 24 jam di sana,” katanya.

Warga sudah lega ketika besoknya mereka dinyatakan negatif dan dipulangka­n. Hal itu disampaika­n Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Irvan Widyanto. Pada Minggu, Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19 Whisnu Sakti Buana berkunjung ke rumah warga Kedungturi. ”Ternyata kemarin (Senin, Red) kami diberi tahu pihak puskesmas bahwa ada lima orang yang positif,” kata Imam.

Secara terpisah, Wakil Sekretaris

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Surabaya Irvan Widyanto mengungkap­kan, bila hasil swab sudah keluar, orang yang isolasi itu dipulangka­n terlebih dahulu. Hasil swab tak disampaika­n langsung. Baru setelah orang tersebut sampai di rumah, akan ada petugas puskesmas yang mendatangi. ”Memang sudah harus dipulangka­n. Hasilnya positif maupun negatif harus pulang dulu,” ujar Irvan.

Apalagi, hotel tempat isolasi itu memang tidak diperuntuk­kan orang yang positif. Setelah dipulangka­n, ada treatment khusus terhadap orang tersebut. ”Ada petugas puskesmas yang akan mendatangi dan meminta untuk isolasi mandiri kalau tidak ada gejala,” tambah dia.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia