Reaktif, Langsung Dikarantina di Hotel
Warga Sempat Menolak karena Belum Persiapan
SURABAYA, Jawa Pos – Uji cepat serentak berlangsung di Surabaya Timur kemarin (3/6). Tercatat, ada empat lokasi rapid test. Ratusan orang ikut serta dalam tes gratis tersebut. Warga yang reaktif langsung dirujuk ke hotel untuk dikarantina.
Ratusan orang mengantre sejak pagi di kantor Kecamatan Gunung Anyar kemarin. Antrean mengular hingga menutup separo badan Jalan Gunung Anyar Timur. Apalagi, jaga jarak diterapkan.
Camat Gunung Anyar Maria Agustin menyebutkan, total ada 717 warga yang ikut dalam rapid test yang diadakan Pemkot Surabaya dan Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut. ’’Bukan hanya warga Gunung Anyar, banyak juga dari kecamatan lain seperti dari Rungkut dan Tenggilis Mejoyo. Bahkan, ada yang dari Tandes,’’ ungkapnya.
Memang, dalam rapid test tersebut, siapa saja boleh ikut. Peserta cukup membawa selembar fotokopi KTP dan menunjukkan nomor handphone yang aktif. ’’Dapat info, katanya ada tes gratis. Mumpung dekat sekalian ke sini,’’ ucap Rifki, mahasiswa yang tinggal Tandes.
Dalam hasil tes itu, terdapat 56 orang yang reaktif. Namun, mereka tidak menjalani swab test di lapangan kemarin. ’’Untuk meminimalkan risiko penularan di lokasi, mereka langsung dibawa ke salah satu hotel yang disediakan pemkot. Mereka dikarantina sementara sambil dilanjutkan untuk swab test,’’ papar Maria.
Dia mengungkapkan, awalnya ada yang tidak mau. Sebab, mereka belum melakukan persiapan apa pun. ’’Namun, setelah kami beri pengertian dan kebutuhannya dijamin, akhirnya mereka bersedia berangkat,’’ ujarnya.
Seluruh barang milik warga ditinggal dan diurus kecamatan. ’’Barang bawaan seperti motor hingga tas ditinggal di sini. Kami langsung hubungi keluarga masing-masing dan mengabarkan bahwa keluarganya akan dikarantina dulu,’’ terangnya.
Selain Gunung Anyar, rapid test berlangsung di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak. ’’Total, ada 44 warga yang ikut serta dalam uji cepat itu,’’ jelas Camat Bulak Budi Hermanto.
Selain itu, Kelurahan Menur Pumpungan mengetes 57 warga. ’’Alhamdulillah, tidak ada yang reaktif dalam rapid test itu,’’ tutur
Camat Sukolilo Amalia Kurniawati.
Lokasi tersebut dipilih karena sebelumnya ada warga yang terkonfirmasi positif. Amalia menyatakan bahwa langkah itu diambil sebagai bentuk mitigasi untuk menghindari penularan ke warga lain. Jika ada yang positif, penanganan bisa segera diberikan.
Terakhir, ada rapid test di Kelurahan Mojo, Gubeng. Sebanyak 70 orang diminta mengikuti rapid test.