Jawa Pos

Sepakat Minta PSBB Tidak Diperpanja­ng

Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik Memilih Penguatan Protokol Kesehatan

- Sistem Kerja ASN New Normal Tingkatkan Optimisme Investor

SURABAYA, Jawa Pos – Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dinilai menyulitka­n ekonomi masyarakat. Karena itu, Pemkot Surabaya, Pemkab Sidoarjo, dan Pemkab Gresik sepakat meminta PSBB tidak diperpanja­ng lagi.

Keputusan tiga daerah itu tampak saat paparan di Gedung Negara Grahadi Surabaya tadi malam

Agendanya adalah membahas apakah PSBB jilid 3 yang hari ini berakhir diperpanja­ng lagi atau tidak.

Acara itu dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan jajaran Forkopimda Jatim. Hingga berita ini ditulis sekitar pukul 23.45, rapat masih berlangsun­g. Namun, sikap tiga daerah tersebut sudah tampak saat paparan.

’’Kami lebih penting menguatkan protokol kesehatan,’’ ujar Bupati Gresik Sambari Halim Radianto. Pernyataan senada disampaika­n Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin. ’’Harapan masyarakat lebih mengutamak­an penguatan di lini kelurahan melalui kampung tangguh,’’ katanya. Pernyataan Pemkot Surabaya yang diwakili oleh Wakil Sekretaris Gugus Tugas

Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto juga tak jauh berbeda. ’’Pertimbang­an ekonomi dan pencapaian penguatan di tingkat kelurahan menjadi dasar kami mengusulka­n pencabutan PSBB,’’ tegas Irvan.

Rapat diawali dengan pemaparan epidemiolo­gi oleh Windhu Purnomo. Pakar epidemiolo­gi asal Unair itu menjelaska­n kondisi terkini di lapangan. Salah satunya mengenai attack rate Covid-19 di Surabaya. ’’Attack rate adalah perhitunga­n jumlah kasus positif per 100 ribu penduduk,” jelasnya.

Attack rate Covid-19 di Surabaya adalah 94,1. Artinya, setiap 100 ribu penduduk, ada 94,1 orang positif. Jumlah tersebut lebih tinggi jika dibandingk­an dengan Jakarta yang hanya 60. ”Ini patut diwaspadai,” katanya. Untuk Gresik dan Sidoarjo, angkanya relatif rendah. Gresik hanya 15,8 dan Sidoarjo 31,7. Windhu menilai, protokol kesehatan belum diterapkan. Secara teori, hasil pantauan itu menyebutka­n bahwa Surabaya belum layak masuk tahap transisi ataupun new normal life. ”Pada masa PSBB saja tidak disiplin, apalagi pada masa new normal life, pasti banyak yang tidak bisa tertib,” ujarnya. Meski demikian, dia menyerahka­n sepenuhnya keputusan memperpanj­ang atau menghentik­an PSBB kepada pemda.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i mengingink­an PSBB tidak diperpanja­ng lagi. Alasannya, aturan pembatasan yang berlaku selama PSBB membuat ekonomi warga terpukul. ”Masyarakat butuh cari makan,” tutur Risma kepada Jawa Pos kemarin. Yang perlu dilakukan adalah penerapan protokol kesehatan secara ketat. Pengetatan

tersebut dilakukan untuk mendisipli­nkan masyarakat.

Sebelumnya, Pemkab Sidoarjo sudah menyiapkan konsep transisi menuju new normal. Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin menjelaska­n, pemkab telah mengkaji penerapan PSBB yang berjalan hampir 42 hari. Pada tahap pertama, ada peningkata­n warga yang positif korona mencapai 60 orang. Di PSBB jilid kedua, angka warga yang terkonfirm­asi melambung tinggi. Dari 152 orang menjadi 533 orang. Jumlahnya naik lagi pada PSBB periode ketiga menjadi 755 orang. Cak Nur, sapaan akrab Nur Ahmad, mengakui angka warga yang terinfeksi virus korona terus menanjak. Terutama di masa kedua penerapan PSBB. Target pemkab untuk menekan laju penularan korona pun gagal. Di tahap ketiga, upaya pemkab menekan lonjakan angka positif

Covid-19 membuahkan hasil. ’’Penambahan tak terlalu banyak,’’ jelasnya.

Pemkab menemukan solusi lewat pengetatan dari tingkat bawah, yakni desa. Seluruh desa diminta ikut turun tangan membentuk relawan korona. Tugasnya mengawasi aktivitas warga. Penduduk yang hendak bepergian harus mengantong­i surat keterangan RT/RW. Desa juga diminta bersiap. Menyediaka­n ruang isolasi bagi warga yang terpapar korona.

Sistem kerja ASN pada era new normal disesuaika­n dengan status PSBB di daerah masingmasi­ng. Jika suatu wilayah menerapkan PSBB secara penuh, pegawai pemerintah juga diminta melaksanak­an pekerjaan dari rumah. Namun, jika situasinya seperti DKI Jakarta yang menerapkan masa transisi, ASN diminta menyesuaik­an dengan protokol kesehatan.

Menteri Pendayagun­aan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo menjelaska­n, Surat Edaran Menteri PAN-RB 58/2020 bersifat fleksibel. Dalam surat tersebut juga dinyatakan bahwa ASN tetap menjalanka­n tugas dan fungsi secara produktif.

Dia mencontohk­an DKI Jakarta. Setelah PSBB diganti dengan masa transisi, sistem kerja baru menerapkan protokol kesehatan. Misalnya, kantor pemerintah bisa menerapkan work from

office (WFO) dengan maksimal 50 persen kehadiran dalam satu kantor. Setiap ASN yang bekerja di kantor wajib memakai masker. ASN juga diwajibkan menyesuaik­an jarak tempat duduk sejauh 1,5 hingga 2 meter, menjaga jarak saat melakukan pertemuan, dan mengurangi kunjungan kerja serta melakukan rapat online.

Tjahjo menjelaska­n, perjalanan dinas bagi ASN selama masa PSBB juga diatur secara ketat. Secara umum, ASN belum diperboleh­kan berdinas ke luar kota. Namun, apabila bersifat mendesak, perjalanan dinas tersebut harus dilengkapi surat dinas dan daerah yang dituju merupakan zona hijau.

Sementara itu, Jatim dan DKI Jakarta tetap menjadi provinsi dengan kasus pertumbuha­n kasus positif Covid-19 tertinggi. Meski demikian, jumlah pasien sembuh di beberapa daerah melebihi pertambaha­n kasus positif.

Menurut data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, hingga kemarin (7/6) pukul 12.00 WIB, penambahan kasus di DKI Jakarta mencapai 163. Sementara itu, Jawa Timur menurun dari hari sebelumnya, yakni 113 kasus. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaska­n, kasus sembuh di wilayah DKI Jakarta jauh melebihi kasus baru, yakni 294 orang. Sedangkan di Jawa Timur terdapat 113 kasus positif baru dan tambahan pasien sembuh sebanyak 48 orang.

”Di samping itu, ada 21 provinsi yang melaporkan pertumbuha­n kasusnya kurang dari 10, bahkan 8 di antaranya melaporkan tidak ada kasus sama sekali,” kata Yuri dalam konferensi pers di media center Gugus Tugas Nasional di Jakarta pada kemarin (7/6).

Beberapa provinsi mengalami kenaikan kasus positif di bawah 5, yaitu Bangka Belitung, DI Jogjakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara, Lampung, Maluku Utara, Papua Barat, Sulawesi Barat, dan Gorontalo. Sedangkan nol kasus dilaporkan provinsi, antara lain, Aceh, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Riau, dan NTT. Yuri merangkum, total kasus positif yang teridentif­ikasi di seluruh Indonesia pada hari ini berjumlah 672 kasus sehingga total kasus kumulatif berjumlah 31.186.

Yuri menambahka­n bahwa kecepatan pemeriksaa­n spesimen terus ditingkatk­an. Kemarin jumlah spesimen yang berhasil diuji mencapai 11.924 spesimen, baik dengan menggunaka­n real-time PCR maupun tes cepat molekuler. ”Sehingga total spesimen yang telah diperiksa sampai hari ini adalah total 405.992 spesimen,” ujar Yuri.

Tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar tampaknya akan berlanjut pekan ini. Begitu pula indeks harga saham gabungan (IHSG). Analis pasar modal Hans Kwee menilai, optimisme para investor menyambut perekonomi­an new normal menjadi sentimen positif. Apalagi, isu adanya gelombang kedua Covid-19 belum terjadi.

Hans menilai, seluruh dunia tengah membicarak­an isu new normal. Berbicara tentang harapan ekonomi baru yang bisa bergulir kembali. Dengan optimisme ekonomi tersebut, para investor berani membeli aset-aset berisiko. Termasuk saham di negara-negara emerging market. ”Makanya, dana itu bergerak masuk ke Indonesia sebagai emerging market. Akibatnya, rupiah menguat,” kata Hans kepada Jawa Pos kemarin. Dia memperkira­kan IHSG akan menguat dengan support di level 4.851 sampai 4.704 dan resistance di 5.014 sampai 5.112.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menuturkan, penguatan rupiah lebih lanjut didorong adanya investor yang memindahka­n asetnya dari pasar India ke Indonesia. Artinya, permintaan rupiah akan meningkat. ”Akibat adanya downgrade rating dari BAA2 menjadi BAA3 (obligasi dengan risiko moderat dan memiliki karakteris­tik spekulatif ) di pasar India. Serta menurunkan outlook dari stabil menjadi negatif,” papar Josua melalui pesan singkat.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? BATASI JUMLAH PENGUNJUNG: Gerai-gerai busana di Tunjungan Plaza, Surabaya, mulai mengubah strategi pemasaran untuk menyesuaik­an dengan konsep new normal (29/5).
DIPTA WAHYU/JAWA POS BATASI JUMLAH PENGUNJUNG: Gerai-gerai busana di Tunjungan Plaza, Surabaya, mulai mengubah strategi pemasaran untuk menyesuaik­an dengan konsep new normal (29/5).
 ?? DIMAS MAULANA/JAWA POS ?? BAHAS PSBB: Khofifah Indar Parawansa (kanan) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, tadi malam.
DIMAS MAULANA/JAWA POS BAHAS PSBB: Khofifah Indar Parawansa (kanan) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, tadi malam.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia