Tutup Sementara PDAM dan Disbudpar
Setelah Ada Karyawan Reaktif Covid-19
SURABAYA, Jawa Pos − Seluruh pegawai dinas kebudayaan dan pariwisata (disbudpar) harus bekerja dari rumah selama dua pekan. Sementara itu, PDAM Surya Sembada akan menutup total seluruh loket pelayanannya mulai hari ini (8/6).
Ada pegawai dari dua instansi itu yang terkonfirmasi positif Covid-19. Rapid test dilakukan bagi seluruh pegawai dan karyawan kemarin. Sembari menunggu hasilnya, seluruh pelayanan harus dilakukan secara online. ”Mulai Senin (hari ini) open space (ruang terbuka) yang ada di lantai bawah itu kita tutup total. Semuaya pakai online,” ujar Dirut PDAM Mujiaman Sukirno kemarin.
Pimpinan tertinggi PDAM itu menjadi orang dalam pengawasan (ODP). Dia harus menjalani isolasi mandiri setelah sopirnya yang diduga tertular Covid-19 meninggal pada 28 Mei lalu. PDAM juga mengonfirmasi bahwa ada tiga karyawan PDAM yang reaktif saat di-rapid test. Perlu tes swab lanjutan untuk menentukan apakah mereka positif atau tidak.
Mujiaman mengatakan bahwa sopirnya memang tinggal di wilayah padat penduduk dengan penularan Covid-19 tergolong tinggi. Namun, hasil rapid test dinyatakan nonreaktif. Meski begitu, Mujiaman tetap harus menjalani isolasi diri.
Dia sudah mengikuti tes swab yang difasilitasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya. Hingga kemarin hasilnya belum diketahui
Sekarang orang dipaksa tidak boleh ngantor karena kondisi pandemi. Jadi, mau tidak mau harus serba-online.”
MUJIAMAN SUKIRNO Dirut PDAM Surya Sembada
g 4Baca Tutup... Hal 19
”Mudah-mudahan hasilnya negatif,” ujar alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.
Wali Kota Tri Rismaharini sempat mencari Mujiaman. Sebab, dia tidak terlihat di lingkungan balai kota tiga hari belakangan. Setelah mengetahui Mujiaman harus menjalani isolasi mandiri, pemkot menginstruksikan agar ada tes masal di PDAM.
Imbasnya, pelayanan PDAM ditutup total mulai hari ini.
Mujiaman mengatakan, loket PDAM sebenarnya sudah dibatasi. Sehari hanya buka tiga jam. Namun, pemkot menginstruksikan agar pelayanan itu ditutup sepenuhnya sampai situasi kondusif.
Mujiaman mengharapkan seluruh pelanggan segera menginstal aplikasi PDAM Surya Sembada di Android maupun iOS. Pencatatan meter mandiri hingga pengaduan bisa dilakukan melalui aplikasi tersebut. Karena itu, pelanggan diwajibkan memiliki aplikasi tersebut. ”Momentumnya begitu. Sekarang orang dipaksa tidak boleh ngantor karena kondisi pandemi. Jadi, mau tidak mau harus serbaonline,” tegasnya.
Penggunaan aplikasi PDAM itu melonjak drastis sejak ada pandemi Covid-19. Penggunanya sudah lebih dari 100 ribu pelanggan. Atau 20 persen dari total pelanggan PDAM. ”Harapannya, semua nanti pakai aplikasi itu,” ujarnya.
Selain itu, PDAM memiliki layanan pengaduan bebas pulsa di 08001926666. Atau pengaduan melalui WhatsApp di 08123316666. Mujiaman merasa beruntung karena seluruh sarana-prasarana telekomunikasi itu terbentuk jauh sebelum pandemi merebak. ”Ini bagian dari new normal di pelayanan PDAM,” jelasnya.
Sementara itu, Kadiskominfo M. Fikser membenarkan bahwa pegawai disbudpar harus bekerja dari rumah. Saat dikonfirmasi kemarin, pemkot masih membicarakan penanganannya. ”Iya, ini masih rapat koordinasi dengan Ibu Kadinkes,” ujar Fikser.
Informasinya, sudah ada karyawan yang terkonfirmasi. SK kepala dinas agar para karyawan bekerja di rumah juga sudah dikeluarkan. Upaya itu dilakukan untuk memotong rantai persebaran virus tersebut.
Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono mengusulkan agar pemkot mengevaluasi pelayanan publik. ”Kalau yang bisa online, langsung liburkan layanan tatap mukanya. Ganti pakai aplikasi,” ujarnya.
Namun, ada juga pelayanan yang tidak bisa dilakukan secara online. Misalnya, pelayanan rekam e-KTP di dinas kependudukan dan pencatatan sipil (dispendukcapil). Warga harus datang ke Gedung Siola untuk foto diri, rekam retina, dan sidik jari.