Pemkot Harapkan Status PSBB Dicabut
Protokol Kesehatan Lebih Ketat dan Detail
SURABAYA, Jawa Pos – Masa pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid III di Surabaya masuk hari terakhir pada hari ini (Senin, 8/6). Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengusulkan tidak ada lagi PSBB tahap berikutnya.
Ditemui saat meninjau progres proyek renovasi Gelora Bung Tomo (GBT), mantan kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Surabaya itu menilai, permasalahan ekonomi menjadi pertimbangan untuk mengusulkan pencabutan PSBB. ”Masyarakat butuh cari makan. Terus terang, protokol kesehatannya akan didetailkan dan diketati,” tutur Risma kepada Jawa Pos kemarin.
Pengetatan tersebut dilakukan untuk mendisiplinkan masyarakat. Dia tidak ingin kurva penambahan pasien terpapar virus menanjak lagi. Alumnus ITS tersebut tak menampik bahwa Surabaya memang belum bebas 100 persen dari cengkeraman virus Covid-19. Selain itu, Risma berencana melakukan rapid test masal kepada seluruh pekerja mal dan pertokoan. Menurut dia, hal tersebut akan memastikan semua orang yang bekerja di mal atau pertokoan sehat
Di lain sisi, pembeli juga akan merasa nyaman serta aman. ”Saya sedang mengusulkan ke Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Kami akan prioritaskan seluruh pekerja di mal dan pertokoan, termasuk cleaning service,” ujar perempuan 58 tahun itu.
Sementara itu, menjelang berakhirnya PSBB, volume kendaraan bermotor masuk ke Surabaya mulai meningkat. Hal tersebut terlihat di checkpoint eksit Jembatan Suramadu, tol Dupak, dan Jalan Laksda M. Nazir. Diperkirakan peningkatan volume kendaraan disebabkan perkantoran di Surabaya mulai kembali aktif.
”Peningkatan biasanya terjadi pada pagi hari. Yang diperbolehkan masuk ke Surabaya hanya tiga kategori. Warga beridentitas Surabaya, pekerja, dan pasien yang ingin berobat ke rumah sakit. Selain itu, kami putar balikkan ke daerah asalnya,” kata Kasatlantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Sigit Indra kemarin (7/6).
Selama PSBB, sepuluh bus travel diamankan. Kendaraan tersebut tertangkap tangan mengantar para pemudik. Nah, untuk memberikan efek jera, denda maksimal dan penyitaan kendaraan selama tiga minggu diberikan kepada para pelanggar. ”Selain melakukan protokol kesehatan, pemeriksaan surat kendaraan tetap dilakukan. Kendaraan bermuatan berat menjadi fokus pemeriksaan. Sebab, dapat menimbulkan kecelakaan. Selain itu, pemeriksaan surat kendaraan untuk menekan angka kriminalitas,” ujarnya.
Volume kendaraan di middle east ring road (MERR) juga terlihat mulai ramai kemarin. Padahal, kemarin masih termasuk hari libur. Meski demikian, secara keseluruhan, arus lalu lintas di MERR cenderung menurun di masa PSBB jilid III.
”Terpotong libur Lebaran. Mayoritas pekerja libur saat momen Idul Fitri. Anak-anak sekolah juga masih libur,” kata KBO Satlantas Polrestabes Surabaya AKP Moch Su’ud. Dia mengatakan, secara kumulatif, tiap hari ada sekitar 3.700 unit kendaraan yang melintas saat PSBB ini. ”Sebelum PSBB bisa mencapai 4.700-an. Artinya, menurun 10 persen,” ucap perwira dengan tiga balok di pundak itu.