Jawa Pos

Lebih Mudah Mendata Karya Favorit Pengunjung

Menghelat pameran menjadi salah satu kegiatan yang dilarang sejak masa pandemi datang. Tidak berputus asa, para seniman kini sering memamerkan karya mereka secara virtual lewat promotor. Ternyata, banyak hal positif dari model pameran anyar tersebut.

- MARIYAMA DINA,

Jawa Pos

MENIKMATI pameran seni rupa secara virtual memang terasa berbeda dengan langsung mengunjung­i tempat pameran. Pengunjung tidak bisa langsung mengabadik­an karya yang menarik lewat gawai masing-masing

g

Ikuteksisd­idepansala­hsatukarya yang disukai juga tidak bisa lagi dilakukan.Namun,esensipame­ran tetap bisa didapatkan. Setiap pengunjung­bisamengap­resiasikar­ya parasenima­ndenganber­bagaicara. Itulahyang­dipegangpa­rapromotor aliaspenye­lenggarapa­meranvirtu­al selama masa pandemi ini. Salah satunya adalah Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda).

Sejak Mei lalu, Dekesda Bidang Seni Rupa mengadakan pameran virtual di akun @sr.dekesda di platformIn­stagram.KegiatanDe­kesda BidangSeni­Rupakinime­manglebih sibukdenga­ngawainya.Bukanuntuk bermain-main, melainkan untuk memilihkar­yayangmasu­kdengan tepatdanme­ngunggahka­ryasetiap hari. Ternyata mereka makin sibuk saat Minggu tiba.

Karena sistem pameran dibuat berkala mingguan, setiap Minggu bakalmenja­diwaktuunt­ukmenguras­i danmengedi­tkaryadeng­antambahan bingkai dan logo Dekesda.

SyskaLiana,ketuapenye­lenggara pameran, mengungkap­kan, lewat pameran virtual, ternyata dirinya merasakanb­anyakhalpo­sitif.Pengunjung­pameranter­bilanglebi­hvariatif. Sebab,pameranvir­tuallewatm­edia sosial lebih mudah diakses siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

’’Lewat pameran virtual, pengunjung juga bisa lebih mudah mengapresi­asikaryapa­raseniman.Misalnya, merekameni­nggalkanli­keataurepo­stdi akun mereka. Atau, bisa juga langsung share link pameran,’’ ujarnya kemarin (7/6).

Selain itu, Syska menyatakan, lewat pameran virtual, ternyata pihaknya lebih mudah mendata karya mana yang paling disukai pengunjung. ’’Ini bisa dilihat lewat like dan komentar,’’ ungkapnya.

Bukan hanya itu. Hal positif lainnya juga bisa dilihat lewat sisi kunjungan. Para pengunjung pameran virtual bisa berkali-kali melihat dan mengapresi­asi karya tanpa harus repot-repot datang ke ruang pameran atau galeri tempat pameran berlangsun­g.

Selain itu, dari sisi seniman, pameran virtual menjadi solusi untuk bisa tetap eksis memperkena­lkan karya-karya mereka. Lewat pameran virtual tersebut, Dekesda juga punya program untuk menjadikan satu karya-karya yang sudah terpilih ke dalam e-catalogue.

Sementara itu, sibuk dengan gawai juga dirasakan founder Paguyuban Sedikit Masyarakat Seni (PSMS) Surabaya Alifiman Eratama. Untuk menyiapkan pameran virtual lewat Instagram, Facebook, dan YouTube, PSMS Surabaya juga tidak kalah sibuk dengan mempersiap­kan pameran di sebuah galeri.

’’Sayangerja­ininibener-benerkayak tidur cuma beberapa jam. Soalnya, sebelum diunggah, harus dipastikan nanti sudah pas seperti konsep kami atau belum,’’ katanya.

Pameran PSMS dibuat dengan mengategor­ikan jenis karya. Ada yang dikategori­kan berdasar warnanya, ada juga yang dikategori­kan sesuai dengan lukisannya. Misalnya, lukisan yang dibuat dengan konsep sketsa akan lebih dulu diunggah. ’’Jadi, feed di platform kami bisa tertata bagus dan enak dilihat,’’ tuturnya. Konsep itu dibuat agar pameran virtual yang diadakan tetap digarap serius dan di-layoutdeng­an bagus layaknya pameran di ruang seni atau galeri.

Namun,menurutAli­fian,pameran virtualjug­atidaklupu­tdarimasal­ah. Karenabutu­hwaktuuntu­kmengatego­rikansetia­pkaryayang­masuk, para seniman harus taat deadline dalammengu­mpulkankar­ya.Tetapi, ternyata masih ada saja yang tidak patuh.Padahal,dipameranv­irtual, merekacuku­pmengirimk­ankarya berupa foto.

 ?? ALFIAN RIZAL/JAWA POS ?? BISA BUKA DI MANA SAJA: Alifiman Eratama menunjukka­n pameran virtual PSMS di platform Instagram yang diadakanny­a sejak April lalu.
ALFIAN RIZAL/JAWA POS BISA BUKA DI MANA SAJA: Alifiman Eratama menunjukka­n pameran virtual PSMS di platform Instagram yang diadakanny­a sejak April lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia