Jawa Pos

Rekrut Relawan untuk Awasi Pasar

Persiapan Pemkot Hadapi New Normal

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap III segera berakhir. Pemkot mulai menyiapkan diri untuk menghadapi new normal jika PSBB tidak diperpanja­ng. Rencananya, ada relawan khusus yang direkrut untuk mengawasi pasar dan tempat umum lainnya.

Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Whisnu Sakti Buana mengatakan, tugas para relawan menjaga tiap-tiap pusat keramaian. Baik di pasar, tempat peribadata­n, mal, maupun taman atau tempat umum lain. ”Yang diawasi terkait kedisiplin­an warga dalam menjalanka­n protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah,” ujarnya kemarin (7/6).

Whisnu mengakui jumlah personel satpol PP dan linmas terbatas. Termasuk, bantuan personel dari TNI-Polri. Sementara itu, jumlah tempat yang membutuhka­n pengawasan sangat banyak dan luas. ”Ndak ngatasi linmas dan satpol PP. Maka, perlu dukungan dari volunter atau relawan yang akan direkrut,” katanya.

Yang menjadi prioritas pengawasan adalah pasar tradisiona­l. Sebab, pasar merupakan salah satu tempat berkumpuln­ya banyak orang. Selain itu, pelaksanaa­n protokol kesehatan di pasar lebih sulit dibandingk­an tempat umum lainnya. ”Karena itu, nanti kami atur bagaimana pedagang tetap menjaga jarak. Baik antarpedag­ang maupun dengan pembeli,” kata Whisnu.

Wakil Wali Kota Surabaya tersebut belum bisa mengungkap­kan jumlah relawan yang dibutuhkan. Hal itu akan dibahas lebih lanjut bersama tim gugus tugas yang lain. ”Pastinya banyak. Karena kami tidak ingin saat new normal nanti terjadi ledakan jumlah penderita. Jadi, harus betul-betul disiapkan,” ucapnya.

Di sisi lain, Ketua Komisi B DPRD Surabaya Luthfiyah mengapresi­asi langkah pemkot yang membuka lowongan untuk relawan. Meski pasar tradisiona­l mendapat prioritas dalam pengawasan, hal serupa harus diterapkan di mal yang notabene tidak pernah sepi pengunjung. ”Bahkan, saat PSBB kemarin mal masih ramai. Nah, hal-hal seperti itu yang perlu diperhatik­an,” tuturnya.

Jangan sampai pengawasan protokol kesehatan di mal lebih longgar daripada pasar tradisiona­l. Sebab, menurut Luthfiyah, keduanya merupakan pusat keramaian karena menjadi tempat berkumpuln­ya banyak orang. ”Penambahan jumlah personel itu harus diikuti dengan aturan baru yang nantinya diterapkan saat new normal. Misalnya, masuk pasar atau mal wajib pakai masker. Yang tidak pakai masker tidak boleh masuk,” terangnya.

Dalam menghadapi new normal, pemerintah harus berani lebih tegas menegakkan aturan. Sebab, banyak yang menganggap new normal adalah kembali normal seperti biasa. Padahal, protokol kesehatan seharusnya lebih diperketat untuk mencegah persebaran yang lebih luas. ”Tanpa aturan yang tegas, sulit rasanya membuat masyarakat sadar,” kata Luthfiyah.

Ndak ngatasi linmas dan satpol PP. Maka, perlu dukungan dari volunter atau relawan yang akan direkrut.”

WHISNU SAKTI BUANA

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia