Jawa Pos

Tambah 13 Kamar Isolasi dengan 30 Tempat Tidur

Dua Hari Diresmikan, Langsung Terisi 18 Pasien

-

SURABAYA, Jawa Pos ‒ Masih tingginya angka pasien yang terkonfirm­asi positif Covid-19 di Surabaya membuat kebutuhan ruang isolasi tidak bisa dielakkan lagi. Beberapa rumah sakit pun berupaya untuk terus menambah unit tempat tidur (TT) ruang isolasi demi bisa menampung dan melayani lebih banyak lagi pasien Covid-19. Salah satunya Rumah Sakit Islam Surabaya (RSIS) Ahmad Yani.

’’Terus terang memang prihatin. Sebab, kasus pasien positif belum terkendali. Apalagi kalau ada harus dirujuk ke RS lain, tapi tetap tidak bisa dapat kamar. Kami putuskan menambah TT supaya banyak pasien yang bisa tertangani,’’ kata Dirut RSIS Ahmad Yani dr Samsul Arifin MARS pada Jawa

Pos kemarin (7/6).

Sejak resmi dibuka pada Jumat (5/6), per kemarin sore sudah ada 18 pasien yang dirawat di ruang isolasi baru tersebut. Sebagian berasal dari IGD. Sebagianny­a lagi merupakan rujukan dari RS lain.

Samsul menjelaska­n, awalnya pihak RS hanya memiliki empat kamar bertekanan negatif dengan enam TT. Juga, tiga kamar yang belum dilengkapi tekanan negatif dengan enam TT. Saat ini pihaknya menambah sembilan kamar tekanan negatif dengan menyediaka­n 24 TT di dalamnya. Juga, tiga kamar tekanan non-negatif dengan enam TT.

’’Sehingga totalnya saat ini kami punya 19 kamar dengan total 42 TT. Perinciann­ya, 30 TT sudah bertekanan negatif dengan hepa filter dan lima ventilator. Sementara 12 TT lainnya masih tekanan nonnegatif,’’ tambah dokter yang juga menjabat wakil ketua Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jatim itu.

Samsul menambahka­n, pihaknya juga segera melengkapi kamar yang belum bertekanan negatif dengan hepa filter. Yakni, semacam alat penyaring udara di dalam ruang isolasi. Dengan begitu, tim tenaga medis dan para petugas yang bertugas di ruang isolasi Covid-19 bisa merasa lebih aman. Tidak perlu khawatir udara di dalam ruang isolasi becampur dengan udara di luar ruangan sehingga berisiko tertular virus. Selain itu, pasien bisa merasa lebih nyaman.

Di setiap kamar juga dipasang CCTV. Dari ruang perawatan yang tidak jauh dengan ruang isolasi, petugas bisa selalu memantau kondisi pasien lewat central monitor. Pasien juga bisa melakukan video call dengan petugas. ’’Itu semua untuk mengurangi kontak dengan pasien,’’ paparnya.

Samsul sendiri menyediaka­n asrama untuk para nakes yang terletak satu gedung dengan ruang isolasi. Yakni, di bangunan lama RSIS Ahmad Yani yang sebelumnya dimanfaatk­an untuk sentra pelayanan pasien BPJS. ’’Supaya mereka nggak capek riwa-riwi,’’ ucapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia