Pamerkan Karya Baru lewat Brush and Pencil Challenge
SURABAYA, Jawa Pos – Pandemi menyebabkan banyak pihak menunda agenda. Termasuk para seniman yang biasanya rutin memamerkan karya di berbagai lokasi. Keadaan itu direspons kelompok perupa wanita Jawa Timur. Mereka membuat brush and pencil challenge untuk memamerkan karya baru. Berupa lukisan, sketsa, instalasi, dan kriya mix media.
Brush and pencil challenge direkam dalam bentuk video yang berdurasi satu menit. Terdapat delapan perupa wanita yang berkontribusi dalam video tersebut. Mayoritas berasal dari Surabaya. Mereka adalah Aimee Tri, Ica Dechapoe, Shierly Lin, Emmy Go, Fabiola Natasha, Woro Indah, Jenny Lee, dan Sherly Gunawan. Masingmasing memiliki aliran seni rupa yang berbeda.
Video dimulai dari Ica Dechapoe yang muncul dengan penampilan layaknya pesulap. Lengkap dengan kostum dan tongkat dari kuas kayu. Dia menggoyangkan kuasnya, lalu muncul karyanya yang berupa instalasi di tangan. Lantas, kuas itu dilempar ke satu arah dan ditangkap seniman lain yang memamerkan lukisan, kriya, ataupun sketsa. Begitu terus hingga perupa terakhir.
Pada video tersebut, mereka memamerkan karya terbaru masing-masing. Karya tersebut dikerjakan selama karantina mandiri di tengah pandemi. Menurut mereka, itu bentuk produktivitas di tengah pandemi. Terlebih, para perupa juga belum bisa memamerkan karya secara langsung.
”Dari video itu, kami pun berharap bisa menginspirasi perupa lain untuk tetap semangat berkarya,” ujar Aimee Tri, koordinator brush and pencil challenge itu.
Tiap-tiap perupa juga memiliki aliran seni yang berbeda. Itu juga menjadi ciri khas dalam video tersebut. Mereka pun memiliki kesibukan sampingan yang berbeda. Ada yang menjadi dosen, desainer, pemusik, dan praktisi seni. Karena itu, para perupa tersebut harus meluangkan waktu saat membuat video itu. ”Itu membuat proses pengumpulan dan editing-nya agak lama,” kata Aimee.
Meskipun begitu, Aimee dan kawan-kawan cukup puas dengan hasilnya. Sebab, video tersebut tidak sekadar memamerkan karya baru, tapi juga melepas kerinduan kawan sejawat. Terlebih, mereka terbiasa mengadakan pertemuan kecil saat pameran. ”Memang galau, tapi kami harus semangat,” pungkas seniman asal Surabaya itu.