Mengenal Pelukis Slide Bioskop Zaman Lawas
Dari Tinta Bak sampai Cat Air
SURABAYA, Jawa Pos – Suka menggambar sejak duduk di bangku sekolah dasar membuat Andreanus Gunawan mengenal banyak teknik menggambar dan melukis hingga kini. Semua dimulai dari melukis poster untuk bioskop. Hingga saat kini, dia lebih menekuni teknik watercolor yang disukai anakanak milenial. Dalam prosesnya mengenal dunia seni itu, Andre belajar melukis secara otodidak.
Menekuni dunia seni lebih serius saat bersekolah membuat Andre bercita-cita bisa masuk sekolah seni (ASRI) setelah lulus dari SMA. Masa putih abu-abu pun menjadi awal mula namanya mulai dikenal. Karena hobi nonton bioskop, dia mengajukan diri untuk kerja sambilan. Yakni, membantu menggambar slide bioskop dengan tinta bak atau tinta Tiongkok di atas kaca. Yang dia buat adalah gambar-gambar film yang akan main di bioskop tersebut.
”Bioskopnya sendiri deket banget sama rumah saya waktu itu. Cuma selisih dua rumah dari rumah saya. Waktu itu namanya Bioskop Darmo. Bioskopnya kelas C di Jalan Pandegiling,” tutur dia. Pria 66 tahun itu pun mengungkapkan, gedung bioskop tersebut sampai sekarang masih ada dan belum dibongkar.
Dari situ, nasib Andre kemudian makin mulus saat tidak sengaja kenal dengan teman yang salah satu filmnya akan diputar di bioskop Surabaya. ”Di situ saya ditawari, apakah bisa menggambar untuk iklan filmnya. Waktu itu saya sanggupi dan jadilah dua macam gambar untuk iklan filmnya,” kenangnya. Ternyata, karyanya digunakan untuk promosi di koran dan dicetak dalam bentuk selebaran. Kemudian, selebaran tersebut disebarkan di jalan-jalan untuk promosi. Setelah itu, semakin banyak order yang berdatangan.
Namun, kesibukan menggambar untuk film bioskop ternyata membuat dia tidak fokus sekolah. ”Kira-kira kejadiannya waktu masih kelas X SMA, tahun 1972. Karena setahun itu saya fokus menggambar dan nggak pernah belajar, saya akhirnya drop out karena nggak naik kelas dan sering ngantuk di kelas garagara malemnya lembur gambar terus,” terangnya.
Karena sudah drop out, dia memilih lebih fokus berkarya dan membuat studio sendiri. Setelah sebelumnya hanya berkutat dengan tinta bak dan kertas, pada 1973 Andre mencoba untuk menggambar poster bioskop pada media kain.
Sembari membuat poster-poster untuk bioskop, dia mencoba ikut pameran. Pameran pertamnya bertempat di Taman Budaya Surabaya pada 1982. Setelah pameran tersebut, dia mencoba untuk berpameran di wilayah lain. Mulai Jakarta hingga Bali.
Kemampuan menggambar yang semakin bertambah membuat dia mencoba teknik dan alat-alat gambar yang lain. ”Waktu itu saya sempat menggilai menggambar superhero pakai pensil. Berbagai kertas juga saya coba,” sambungnya. Sampai akhirnya sekitar dua tahun lalu Andre mengenal cat air atau watercolor.
”Waktu itu mulai banyak teman yang menggunakan watercolor. Tapi, saya belum tertarik. Sampai pas Asian Games 2018 itu saya coba melukis beberapa cabang olahraga Asian Games pakai watercolor,” jelasnya. Sejak saat itu, Andre menggilai cat air dan membuat pameran maupun kegiatan sketch on the spot dengan cat air bersama temantemannya.