Jawa Pos

Masa Pandemi, Jumlah Ibu Hamil Naik

Persalinan Tidak Normal Wajib Rapid Test

-

GRESIK, Jawa Pos - Ini bisa jadi kabar bahagia. Pada kuartal I (Januari-April), angka ibu hamil (bumil) di Gresik naik. Boleh jadi salah satu penyebabny­a, selama masa pandemi Covid-19, pasangan suami istri (pasutri) menghabisk­an lebih banyak waktu di rumah saja.

Berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, bumil pada kuartal I 2019 sebanyak 7.409 orang. Nah, pada kuartal yang sama tahun ini, jumlah bumil naik menjadi 7.511 orang. Dengan demikian, ada kenaikan 102 orang.

Jika menilik perbanding­an data bulanan tahun ini, terjadi an cukup signifikan dari Maret ke April. Pada Maret ”hanya” terdapat 1.784 ibu hamil. Sebulan berikutnya atau April, data melonjak menjadi 2.030 orang. Artinya, ada tambahan 246 orang. Padahal, tren pada bulan-bulan sebelumnya, kenaikanny­a hanya berkisar 100 orang (selengkapn­ya lihat grafis).

Kepala Dinkes Gresik drg Syaifuddin Ghozali ketika dimintai konfirmasi tidak menampik data bumil tersebut. ”Selama pandemi sekarang, pengaruhny­a pada peningkata­n jumlah bumil belum begitu. Mungkin nanti, setelah pertengaha­n tahun, angkanya naik jika dibandingk­an dengan bulan atau tahun sebelumnya,” ujar Ghozali.

Yang pasti, selama masa pandemi, pihaknya terus mewantiwan­ti agar para bumil terus jaga kondisi kesehatan. Termasuk, disiplin melaksanak­an protokol kesehatan. Antara lain, rajin cuci tangan, menjaga jarak, dan masker saat keluar rumah. Selain itu, menjaga asupan gizi seimbang dan mesti rajin kontrol ke puskemas terdekat atau rumah sakit.

Selama pandemi Covid-19, penanganan pasien di layanan kesehatan atau rumah sakit juga menyesuaik­an. Pelayanan linan, misalnya. Menurut Wadir Medik RSUD Ibnu Sina Maftuhan, jika biasanya tim medis menggunaka­n alat pelindung diri (APD) persalinan, kini ada tambahan. Yakni, APD standar penanganan Covid-19.

Untuk persalinan normal, papar dia, tidak ada tambahan tes Covid-19 seperti rapid test. Namun, jika persalinan­nya butuh bantuan, bumil disyaratka­n untuk menjalani rapid test. ”Jadi, dilihat dulu diagnosis bumilnya. Kalau memang risiko, ya mesti menjalani tes. Kalau yang melahirkan­disini(RSUD,Red),jarang ada yang normal,” jelasnya.

Dengan demikian, biaya linan untuk kelahiran tidak normal atau bedah Caesar pun akan bertambah karena ketentuan rapid test tersebut. Kabarnya, biaya rapid test itu tidak ditanggung BPJS Kesehatan atau termasuk biaya mandiri. Namun, kalau pasien yang bersangkut­an masuk kategori PDP, orang tanpa gejala (OTG), atau orang dalam pengawasan (ODP), biaya rapid test dikover pemerintah.

 ?? CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS ?? BERBAGI: Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto membagikan paket sembako kepada warga di sekitar mapolres.
CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS BERBAGI: Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto membagikan paket sembako kepada warga di sekitar mapolres.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia