Jawa Pos

Cadangan Devisa Naik, Rupiah Lebih Stabil

Di Kisaran Rp 13.800–Rp 14.100 Per USD

-

JAKARTA, Jawa Pos – Pergerakan nilai tukar rupiah diharapkan bisa lebih stabil. Hal itu seiring dengan peningkata­n cadangan devisa dan stabilnya kondisi pasar keuangan.

Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa (cadev) hingga akhir Mei USD 130,5 miliar. Meningkat USD 2,6 miliar jika dibandingk­an dengan akhir bulan sebelumnya. Dengan demikian, cadev tahun 2020 tumbuh 1,01 persen secara year-to-date

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menuturkan, jumlah cadev saat ini setara dengan pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah. Selain itu, berada di atas standar kecukupan internasio­nal sekitar 3 bulan impor.

”BI menilai cadev tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekono­mi dan sistem keuangan,” papar Onny kemarin.

Meningkatn­ya cadev, kata dia, dipengaruh­i penarikan ULN pemerintah dan penempatan valuta asing (valas) perbankan di BI. Dia memastikan, ke depan kondisi cadev tetap memadai. Mengingat, kondisi saat ini didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang baik.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkap­kan, kenaikan cadev ditopang oleh capital inflow ke pasar obligasi dan saham senilai USD 1,16 miliar. ”Di mana USD 611 juta di pasar obligasi dan USD 552 juta ke pasar saham,” terang Josua kepada Jawa Pos. Masuknya dana investor asing tersebut turut menguatkan pergerakan rupiah sejak awal Mei.

Penguatan rupiah juga didorong hasil lelang surat berharga Bank Indonesia (SBBI) valas yang berhasil dimenangka­n sebesar USD 536 juta. Selain itu, dipengaruh­i penarikan ULN serta penempatan valas oleh perbankan. Meningkatn­ya cadev juga mengisyara­tkan bahwa kondisi neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II 2020 akan membaik bila dibandingk­an dengan kuartal sebelumnya.

Menurut Josua, tren penguatan rupiah saat ini tanpa disertai intervensi yang signifikan dari BI. Hal itu menunjukka­n bahwa kondisi neraca finansial tanah air perlahan sudah kembali pulih sejak Mei. Sebab, pada Februari dan Maret terjadi aliran dana asing keluar yang cukup signifikan. ”Melihat peningkata­n cadev yang disertai stabilnya kondisi pasar finansial, rupiah diproyeksi­kan bergerak di kisaran Rp 13.800–Rp 14.100 per USD untuk jangka menengah,” jelasnya.

Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan bahwa mekanisme pasar terjaga. Likuiditas di pasar uang dan pasar valas terkendali. Pihaknya terus melakukan triple interventi­on untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Baik di mekanisme pasar spot, domestic non-deliverabl­e forward (DNDF), maupun pembelian SBN (surat berharga negara) dari pasar sekunder.

”Yang kami pastikan adalah bagaimana penentuan nilai tukar di pasar, baik melalui broker maupun antarbank itu konvergen. Kami pastikan dari pagi sampai sore Bank Indonesia selalu ada di pasar,” papar pria asal Sukoharjo itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia