Jawa Pos

Fokus RT-RW Merah di Surabaya Raya

-

MAU berwarna merah, merah tua, atau hitam, statistik Covid19 Surabaya masih berbahaya. Semestinya tak ada keraguan untuk memperpanj­ang pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Apalagi, untuk Malang Raya, yang kasusnya tak seberat Surabaya (Raya), diputuskan tak bisa langsung lompat dari PSBB ke normal baru. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memutuskan ada transisi selama tujuh hari mulai kemarin.

Friksi kepemimpin­an semestinya tak boleh menjadi penghambat pengambila­n keputusan untuk Surabaya Raya. Sebab, itu menyangkut nasib jutaan orang. Surabaya Raya harus diselamatk­an, jangan sampai menjadi ”Wuhan baru”. Pasalnya, sampai kemarin pertambaha­n positif masih kencang.

Kalau panduan WHO ditengok, dari enam syarat menuju normal baru, sebagian besar belum bisa dipenuhi Surabaya, Sidoarjo, Gresik. Terutama soal pemerintah bisa membuktika­n bahwa transmisi virus korona sudah dikendalik­an dan risiko penularan wabah sudah terkendali, terutama di tempat dengan kerentanan tinggi.

Wagub Emil Dardak menyebut transmisi Covid-19 masih 1,6 di Surabaya. Bila ada 10 orang positif, seminggu jadi 16. Jelas belum

selow. Lagi pula, tingkat kesembuhan hanya 8,8 persen. Rendah pula. Dengan catatan seperti itu, tentu tak banyak argumen untuk mengendurk­an PSBB Surabaya.

Argumen terseoknya ekonomi jelas layak dipertimba­ngkan. Bagaimanap­un, sebagai metropolis bisnis, Surabaya perlu memanaskan lagi gerak ekonomi. Terlalu lama hibernasi, nasib jutaan orang yang bergantung dengan denyut Surabaya akan makin berat. Apalagi, PSBB sudah tiga jilid.

Yang paling realistis adalah melanjutka­n PSBB, tetapi dengan lebih fokus ke spot-spot klaster. Tak perlu memblokade seluruh Surabaya, Sidoarjo, Gresik. Fokus saja seperti ke RW, RT, jalan, gang, perumahan yang teridentif­ikasi ”membara”. Betul-betul diketati di wilayah sentra penularan itu. Mereka diisolasi, sambil dites sebanyak-banyaknya.

Perjuangan melawan Covid-19 ini harus lebih fokus. Tak bergantung wilayah administra­tif kabupaten atau kota. Tapi, ke wilayah yang betulbetul berbahaya. Warga di sana harus dibantu penuh jaminan hidupnya selama karantina.

Jakarta sudah mulai menempuh fase tersebut. Sambil menuju normal baru, fokus ke 66 RW yang jadi zona merah. Dicermati detail penegakan protokol di wilayah itu. Misalnya, dalam pengaturan karantina tersebut, ojol dan ojek pangkalan dilarang lewat sana. Pengaturan yang ketat seperti itu diharapkan sudah menunjukka­n hasil dua pekan mendatang. Diharapkan yang OTG atau ODP akan sembuh. Tapi, yang betul-betul sakit bisa segara dirawat.

 ?? ILUSTRASI BAGUS/JAWA POS ??
ILUSTRASI BAGUS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia