Sanksi Kalteng Putra Tunggu Format Liga 2
JAKARTA, Jawa Pos – Kalteng Putra diberi waktu 45 hari untuk melakukan banding atas sanksi yang diberikan NDRC pada 27 April lalu. Sanksi berupa tidak boleh melakukan pendaftaran pemain dalam tiga periode atas kesalahan tidak membayar tunggakan pemain pada musim 2019 lalu. Karena tidak ada banding, hukuman untuk Laskar Isen Mulang pun harus dijalankan.
Hal itu dikatakan Sekjen Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) M. Hardika Aji kepada Jawa Pos kemarin (8/6). Namun, hukuman tersebut tidak bisa langsung dijalankan. Alasannya, kompetisi Liga 2 musim ini belum jelas akan dilanjutkan atau tidak. ’’Membayangkan Liga 2 sedikit rumit karena akan mengganti format juga,’’ ujarnya.
Ya, jika dijalankan, APPI tidak tahu apakah nanti ada bursa transfer pertengahan musim atau tidak di Liga 2 yang masih akan digodok untuk dilanjutkan oleh PSSI. Jika tidak ada, otomatis hukuman untuk Kalteng Putra sulit diterapkan. ’’Kalau Liga 1 kan tinggal menjalankan sisa kompetisi. Dihukumnya saat ada periode transfer,’’ terangnya.
Hukuman untuk Kalteng Putra turun ketika kickoff Liga 2 sudah ditiupkan. Itu berarti bakal berlaku pada pertengahan musim jendela transfer. ’’Ini mesti dijaga karena Liga 2 formatnya ganti total. Kecuali PSPS ya yang juga sama dihukumnya tapi ada putusan sebelum liga berjalan,’’ jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Kalteng Putra terkena hukuman akibat laporan dari 26 pemainnya musim lalu. Saat itu, Laskar Isen Mulang masih berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, yaitu Liga 1. Sebelum akhirnya terdegradasi di musim yang sama.
Tunggakan Kalteng Putra mencapai Rp 1,9 miliar. Itu tercatat sebagai utang terhadap 26 pemain senior dan sisanya Elite Pro Academy beserta staf pelatih.
Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) sempat tidak mengeluarkan rekomendasi Liga 2 gara-gara alasan itu juga. Bahkan, mandeknya kompetisi akibat pandemi korona diharap bisa dimanfaatkan untuk bayar utang. Faktanya, justru kasus tunggakan gaji sudah sampai NDRC dan hampir diputuskan.
Kalteng Putra pun punya waktu kurang lebih 1,5 bulan untuk melunasinya. Paling tidak awal Juni seluruh tunggakan 26 pemain itu wajib dibayarkan. Jika Kalteng Putra masih bandel, untuk berkompetisi, klub yang bermarkas di Stadion Tuah Pahoe itu tidak bisa mendaftarkan pemain baru. Alias tidak bisa ikut kompetisi.
Nah, Kalteng Putra punya kesempatan untuk mengajukan banding. Dalam kurun waktu 45 hari ini, manajemen bisa mengajukan banding. Jika itu terjadi, otomatis
deadline akan kembali menunggu hasil keputusan banding yang dilakukan Kalteng Putra.
Sumber internal menuturkan, Kalteng Putra memang sudah menyicil tunggakan gaji pemain. Yakni, pada Desember tahun lalu dan Maret kemarin. Tapi tetap saja, jika sesuai dengan peraturan DRC FIFA, Kalteng Putra wajib membayar seluruh tunggakan yang ada. ’’Karena peraturan tidak berkaca pada iktikad baik dengan menyicil atau tidak. Yang penting tunggakan dilunasi seluruhnya,’’ papar sumber tersebut.
Abdul Abanda Rahman, salah seorang pemain yang menggugat Kalteng Putra, merasa lega akhirnya ada putusan terhadap eks klubnya. Dia mengaku terpaksa melakukan laporan langsung ke NDRC karena sudah muak dengan sikap dingin dari Kalteng Putra.