Mayoritas Peserta Penganggur
JAKARTA, Jawa Pos – Program kartu prakerja diklaim tepat sasaran. Alasannya, hasil survei Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menunjukkan bahwa para peserta program itu didominasi penganggur.
Ekonom TNP2K Elan Satriawan menyebutkan bahwa 80,8 persen peserta kartu prakerja sedang tidak memiliki pekerjaan saat mendaftar pelatihan. ’’Saya kira, kalau bicara masalah sasaran, walau ini terbuka untuk semua, namun apa yang kita lihat dari dominasi penganggur yang menerima prakerja, bisa terlihat program ini tepat sasaran,’’ ujarnya melalui video conference di Jakarta kemarin (8/6).
Elan menjelaskan, survei itu dilakukan kepada sekitar 12.000 peserta secara acak dari gelombang I hingga III kartu prakerja, yakni 19 Mei–1 Juni 2020. Dari survei tersebut, 55,4 persen peserta masih bekerja; 7 persen menjalankan usaha; dan 37,6 persen lainnya memang menganggur sejak Januari 2020. ’’Sebagian besar penerima manfaat tersebut melaporkan, mereka terpengaruh Covid-19, di-PHK, dirumahkan, dan sebagainya,’’ tambahnya.
Terkait dengan pemanfaatan dana insentif, 4.105 responden mengaku menggunakan insentif untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara itu, 1.228 responden menggunakan dana insentif untuk modal usaha.
Direktur Komunikasi, Kemitraan, dan Pengembangan Ekosistem Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Panji W. Ruky menambahkan, saat ini 400.000 peserta sudah menuntaskan pelatihan dan berhak menerima insentif Rp 600.000 per bulan selama empat bulan. Insentif tersebut telah diterima sekitar 360.000 peserta.