Jaga Keamanan Pasien dan Dokter Gigi
SURABAYA, Jawa Pos – Penularan virus SARS-CoV-2 melalui droplet membuat dokter gigi berada di titik penuh risiko. Hal ini mengubah beberapa hal dalam penanganan dokter gigi terhadap pasien. Ketika hendak menangani pasien, drg Maria Elisea harus melapisi diri dengan APD dengan bahan taslan.
Sebelumnya, Elisea sudah memasangkan masker 3M dan head scrub. Bukan hanya itu, APD juga dilapisi dengan apron. ”Goggle juga harus rapat,” tuturnya saat ditemui di Dental Queen Clinic kemarin. Hal itu biasa dilakukan untuk menangani pasien emergency.
Hingga saat ini, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Surabaya belum mengizinkan dokter gigi melakukan praktik seperti semula. Kecuali, penangananan darurat. Namun, perkembangan kasus Covid-19 membuat dokter gigi harus siap menjalani perubahan baru. ”Apalagi, kami jaraknya sangat dekat dengan pasien, jadi protokol perlu untuk mengamankan dokter, pasien, dan orang di sekitarnya,” ujar Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia Cabang Surabaya Dr Agung Krismariono drg MKes SpPerio(K).
Agung mengatakan, dokter gigi juga perlu menambahkan ruang khusus yang digunakan untuk memasang dan melepas APD.
Agung juga mendorong pemanfaatan telemedicine. Di antaranya, untuk melakukanscreening awal. Dokter dan pasien bisa menentukan waktu yang pas. Dengan begitu, pasien tidak menunggu terlalu lama. Sebab, tiap pasien harus dijeda 30 menit untuk pembersihan ruangan dan penggantian APD.
Selain dari sisi dokter, Agung menyarankan pakaian khusus bagi pasien. ”Yang bisa menutupi rambut dan pakaian pasien, sehingga saat ada residu penanganan yang sifatnya aerosol tidak nempel di sana,” jawabnya. Jika residu tersebut menempel, bisa berpotensi sebagai transmisi penularan baru.
”Kita kan nggak tahu, orang bisa saja bersandar di dinding, atau pegang apa. Menempel lagi ke orang lain,” sambungnya. Sebelum penanganan, pasien juga disarankan harus cuci tangan dan membasuh muka dengan tisu basah antiseptik. Tak tertutup kemungkinan jika pasien perlu menjalani rapid test sebagai langkah deteksi awal sebelum penanganan.